Mulai 2021, PTN Dapat Insentif Kinerja, Nilainya Fantastis

Rabu, 04 November 2020 – 04:13 WIB
Pameran PTN diserbu para siswa siswi kelas 3. Foto esy/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Merdeka Belajar Episode Keenam resmi diluncurkan. Kali ini yang disasar adalah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkapkan, ada tiga terobosan dalam Merdeka Belajar jilid enam ini dengan harapan mampu meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia. 

BACA JUGA: 4 PTN dan Tanoto Ikut Memperkuat Pendampingan Mahasiswa Peserta Program PPG

Yaitu Insentif berdasarkan capaian Indikator Kinerja Utama (untuk PTN), dana penyeimbang atau matching fund untuk kerja sama dengan mitra (untuk PTN dan PTS), serta Program Kompetisi Kampus Merdeka atau competitive fund (untuk PTN dan PTS).

Nadiem mengatakan, pertama kalinya insentif kinerja akan disediakan bagi PTN yang didasarkan kepada capaian delapan Indikator Kinerja Utama (IKU).

BACA JUGA: Tamara Bleszynski: Kamu yang Memeras Ibuku, Sini Ngeteh Bareng Sama Aku

“Untuk pertama kalinya, tambahan pendanaan PTN akan dihitung berdasarkan capaian delapan IKU," kata Mendikbud saat peluncuran Merdeka Belajar episode keenam secara virtual, Selasa (3/11).

PTN yang berhasil meningkatkan IKU atau mencapai target akan diberikan bonus pendanaan. Sebelumnya, perguruan tinggi hanya mendapatkan dana alokasi dasar dan dana afirmasi, khusus bagi perguruan tinggi yang tertinggal.

BACA JUGA: Mendikbud Nadiem Makarim: Saya Kagum dan Bangga

Selain alokasi dasar meningkat Rp800 miliar, lanjutnya, tahun depan pendanaan pendidikan tinggi akan ditambah insentif yang berdasarkan capaian IKU.

"Kemendikbud menyediakan bonus Rp500 miliar bagi PTN yang berhasil meningkatkan capaian IKU terbanyak dan mencapai target yang ditetapkan Kemendikbud,” beber Nadiem Makarim.

Terdapat delapan IKU yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi. Pertama, lulusan mendapat pekerjaan yang layak dengan upah diatas upah minimum regional, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi.

Kedua, mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus melalui magang, proyek desa, mengajar, riset, berwirausaha, serta pertukaran pelajar.

Ketiga, dosen berkegiatan di luar kampus dengan mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain.

Keempat, praktisi mengajar di dalam kampus atau merekrut dosen yang berpengalaman di industri.

Kelima, hasil kerja dosen (hasil riset dan pengabdian masyarakat) dapat digunakan masyarakat dan mendapatkan rekognisi internasional.

Keenam, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia baik itu dalam kurikulum, magang, maupun penyerapan lulusan.

Ketujuh, kelas yang kolaboratif dan partisipatif melalui evaluasi berbasis proyek atau metode studi kasus.

Kedelapan, program studi berstandar internasional dengan akreditasi atau sertifikasi tingkat internasional. 

Mendikbud mengatakan, IKU akan digunakan untuk mendorong kualitas PTN dan PTS melalui beberapa cara.

Di antaranya memberikan alokasi insentif biaya operasional atau bantuan pendanaan bagi PTN dengan capaian IKU yang baik; memfasilitasi dana penyeimbang kontribusi mitra bagi PTN dan PTS.

Kemudian, memilih program kompetisi Kampus Merdeka bagi PTN dan PTS, serta memantau kualitas PTS oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti). (esy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler