Mulai Disidang, Mubarak Tolak Dakwaan

Kamis, 04 Agustus 2011 – 04:44 WIB

KAIRO - Akademi Kepolisian Mesir itu dulu bernama Akademi Kepolisian MubarakSalah satu penanda betapa digdayanya Hosni Mubarak selama tiga dekade (1981-2001) memerintah Negeri Pharaoh tersebut.

Tapi, ironisnya, tempat yang berlokasi di Kairo itu kemarin (3/8) justru menjadi saksi transformasi status pria 83 tahun tersebut: dari penguasa dengan kekuasaan tak terbatas menjadi pesakitan tanpa daya

BACA JUGA: Eropa Tekan Syria, Italia Tarik Dubes

Ya, di lokasi yang disulap menjadi ruang sidang sementara itulah Mubarak harus mulai menjalani sidang yang bisa membuat dirinya divonis hukuman mati


Mubarak didakwa berkonspirasi dalam pembunuhan demonstran selama revolusi 18 hari di Mesir mulai 24 Januari lalu

BACA JUGA: Lagi Dua Tewas, Xinjiang Masih Tegang

Buntutnya, 850 demonstran tewas dan Mubarak harus mengundurkan diri pada 11 Februari

 
Untuk dakwaan itu, ancaman hukumannya adalah penjara 15 tahun hingga hukuman penalti

BACA JUGA: Pemulangan Umar Patek Belum Jelas

Presiden ke-4 Mesir tersebut juga didakwa menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri yang ancaman hukumannya 5?15 tahun (daftar para terdakwa dan ancaman hukuman, lihat grafis, Red)

Saat hakim Ahmed Rifaat yang memimpin sidang mengecek kehadirannya dan menanyakan tanggapan atas semua dakwaan, Mubarak yang dibawa ke ruang sidang dengan terbaring di tempat tidur mengangkat tangan kanan dan menjawab, "Saya di siniSaya menolak semua dakwaan tersebut karena saya tak pernah melakukan semua kejahatan itu," ujarnya sebagaimana dikutip BBC dari tayangan televisi pemerintah Mesir.

Suami Suzanne Mubarak itu tak sendiri disidangDua putranya, Alaa dan Gamal, yang mendampingi di sisi tempat tidur juga menjadi terdakwa dalam kasus penyelewengan kekuasaan untuk memperkaya diriTerdakwa lainnya adalah mantan Mendagri Habib al-Adly dan enam eks petinggi kepolisian yang didakwa berkonspirasi membunuh demonstran

Sidang itu sangat bersejarahSebab, Mesir menjadi negara Arab dan Timur Tengah pertama yang berani menyidang mantan diktatornyaSebelumnya, Saddam Hussein memang digantung di IraqTapi, Saddam ditangkap pasukan AS dan sidangnya juga dilakukan atas arahan negeri adidaya itu

Eks diktator Tunisia Zine El Abidine Ben Ali yang terguling lebih dulu daripada Mubarak juga sudah disidang dengan dakwaan berlapisTapi, sidang Ben Ali itu in absensia alias tanpa kehadirannyaSebab, dia dan keluarga mengasingkan diri ke Arab Saudi

Tak heran, banyak warga Mesir yang seakan masih tak percaya tatkala melihat tayangan langsung sidang Mubarak bersama kroni-kroninya di stasiun televisi pemerintah Mesir"Perasaan saya beragamSaya bahagia sekaligus puasSaya merasa ini sukses terbesar revolusi (di Mesir)," kata Mostafa el-Naggar, salah seorang pentolan aktivis muda Mesir, kepada Associated Press

Pentolan demonstran lainnya, sutradara Ahmed Rasheed, menyatakan, tayangan sidang itu disaksikan seluruh warga Mesir di berbagai tempatMulai rumah, mal, toko, hingga perkantoran"Saya sulit berkata-kata ketika menyaksikan sidang itu mulai berlangsungSebab, sebelumnya, saya pesimistis dia bakal benar-benar disidang," ungkapnya kepada BBC

Tapi, dukungan kepada Mubarak bukannya tak adaSekitar 50 pendukung si eks diktator itu berdemo di luar akademi kepolisian yang dijaga sekitar tiga ribu gabungan polisi dan tentara"Kami akan menghancurkan dan membakar penjara kalau Mubarak dihukum," teriak mereka

Namun, kalangan anti-Mubarak juga tak mau kalahMereka melempari layar raksasa warna hijau di luar akademi yang menayangkan suasana di dalam ruang pengadilan sementara dengan sepatu

Melempar dengan sepatu adalah bentuk penghinaan kepada seseorang yang dibenci yang umum di kalangan warga ArabPetugas keamanan pun harus bekerja keras untuk menghindarkan bentrokanSebab, dua kubu saling beradu lempar berbagai bendaRatusan orang dari dua kubu dikabarkan ditangkap

Mubarak yang sejak lengser memilih tinggal di Sharm el-Sheikh, tempat tetirah terkenal di dekat Laut Merah, dikenai status tahanan rumah sejak April laluTapi, karena mengalami serangan jantung, dia mesti dirawat di sebuah rumah sakit di Sharm el-SheikhKondisi kesehatannya itu pula yang menghindarkan Mubarak dari kewajiban tinggal di Penjara Torah, Kairo, seperti yang dialami dua putra dan para terdakwa yang disidang bersama dirinya
 
Minggu lalu (31/7), tes terakhir memperlihatkan bahwa kondisi kesehatan Mubarak relatif stabilNamun, secara psikologis, kondisi pemimpin yang selama memerintah dikenal dekat dengan AS dan Israel tersebut justru terus menurun

Sejumlah media juga melaporkan, karena depresi, Mubarak menolak makanTapi, Menteri Kesehatan Mesir Amr Helmy pekan lalu memastikan bahwa Mubarak mampu menghadiri sidang

Untuk menjalani sidang kemarin pagi, dia diterbangkan dengan helikopter dari Sharm el-Sheikh setelah dibawa keluar dari rumah sakit dengan kawalan konvoi enam mobilSebelum sidang dimulai, bagian kepala tempat tidur Mubarak ditegakkan, sedangkan tubuh mantan perwira Angkatan Udara Mesir tersebut tetap berposisi terbaring sembari ditutupi selimut.

Kasur tempat Mubarak berbaring dikelilingi kerangkengDi luar kerangkeng itu juga masih ada pagar yang memisahkan dari para pengunjung sidang yang berjumlah sekitar 300 orangKeluarga dan kerabat para terdakwa duduk tak jauh dari tempat mereka dikerangkengSementara itu, dari kubu "musuh", yakni keluarga para korban tewas karena demonstrasi anti-Mubarak, duduk cukup jauh dan tak terlalu banyak.

Meski didakwa berlapis, kecil kemungkinan Mubarak divonis matiSebab, hingga kini, sulit dibuktikan siapa yang memberikan perintah untuk menembaki para demonstran.

Sementara itu, Mubarak sebenarnya punya kesempatan untuk "melarikan diri" alias menghindari sidangIsrael sudah menawari dia suakaTapi, dalam pidato sehari sebelum lengser, Mubarak menegaskan akan mati di Mesir karena dirinya adalah patriot.

Sidang Mubarak itu tak lepas dari tekanan keras demonstran pro-demokrasi kepada dewan militer yang berkuasa pasca-Mubarak lengserSelama tiga pekan terakhir, mereka berkumpul kembali di Lapangan Tahrir, Kairo, yang menjadi episentrum perjuangan menentang rezim Mubarak.

Sebelumnya, para jenderal yang duduk di dewan militer memang terkesan ragu mengadili mantan patron merekaMereka bahkan balik menuding para demonstran sebagai "agen" asing(c5/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PBB Diserukan Gelar Sidang Darurat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler