jpnn.com - JAKARTA - Dua bulan menjelang Kongres Partai Amanat Nasional ke VI pada Maret 2015 mendatang, aroma persaingan perebutan kursi ketua umum sudah mulai memanas.
Dua nama mencuat, yakni sang incumbent Hatta Rajasa, serta Zulkifli Hasan yang kini menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat.
BACA JUGA: Menteri Jonan Sebut DPR Jualan Penyesalan Insiden AirAsia
Namun, para loyalis Dradjat Wibowo juga tak tinggal diam. Mereka mulai melakukan konsolidasi.
Salah satunya Nasril Bahar. Bahkan, anggota DPR asal Sumut itu mengklaim, para loyalis Dradjat pada Kongres di Batam 2010 silam, hingga saat ini masih solid, termasuk jajaran pengurus PAN Sumut.
BACA JUGA: Moeldoko: Prajurit TNI Merasakan Kesedihan Keluarga Korban
"Kita masih solid. Kita yakin, Dradjat Wibowo jika menjadi ketua umum, akan mampu menempatkan PAN sebagai kekuatan penyeimbang. Dan sosoknya yang cerdas, sederhana, merakyat, kritis, clean and clear, akan mampu membawa PAN sebagai partai grass roots. Jadi, kami masih menunggu kesiapan Dradjat (untuk menyatakan maju sebagai calon ketum, red)," ujar Nasril Bahar kepada JPNNdi Jakarta, kemarin (6/1).
Dikatakan, Hatta dan Zulkifli, juga merupakan kader-kader terbaik PAN. Hanya saja, Nasril terang-terangan menyatakan lebih tertarik pada sosok Dradjat, yang saat ini menjabat sebagai waketum. "Saya katakan, saya tetap sebagai loyalis Dradjat Wibowo," tegasnya.
BACA JUGA: Kongres PAN, Zulkifli Hasan Diklaim Didukung Mayoritas DPW/DPD
Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal PAN Rusli Halim menyebutkan, saat ini beredar SMS gelap menjurus pembunuhan karakter terhadap Hatta.
Namun demikian, ia tak menuding yang melakukan itu adalah Zulfkifli Hasan. Menurut Rusli, informasi soal SMS yang membunuh karakter Hatta itu diperoleh dari Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah PAN.
Menurutnya, dalam kampanye hitam itu disebutkan bahwa jika Hatta memimpin kembali PAN, maka PAN akan menjadi subordinasi partai lain. Ini karena hubungan kebesanan Hatta Rajasa dengan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ini sama sekali tidak benar kalau PAN subordinat partai lain," ujar Rusli. Dia memberi contoh. Jika PAN di bawah kepemimpinan Hatta berada di bawah subordinat Demokrat, tidak mungkin bisa Zulkifli Hasan jadi Ketua MPR. "Kalau jadi PAN subordinat, pasti SBY memilih kader Demokrat," kata Rusli.
Pada kenyataannya, Rusli menambahkan, Hatta berhasil menjadikan Zulkifli yang notabene kader PAN sebagai Ketua MPR. "Ini artinya Pak Hatta memiliki kapasitas di atas politisi rata-rata," jelas Rusli. (sam/boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Dukung Surat Edaran MA Percepat Eksekusi Terpidana Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi