JAKARTA - PT Multipolar Tbk (MLPL) sepakat adanya keterlibatan pihak asing dalam kegiatan anak usahanya, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), khususnya dalam upaya menumbuhkan pusat perbelanjaan HypermartPerseroan sedang menyusun langkah pelepasan sebagian saham MPPA kepada peritel besar asing
BACA JUGA: Besok, Harga Pertamax Naik
Terkait hal ini, perseroan juga telah menunjuk Merril Lynch (Singapore) Pte Ltd, untuk menjadi fasilitator dalam transaksi tersebut
BACA JUGA: Kamera Digital Kian Diminati
"Kami menyambut baik proposal dan minat peritel global untuk bekerjasama mengembangkan bidang ritel dan akan membahas lebih lanjut dengan meminta Merril Lynch sebagai penasehat keuangan,? ujar Direktur MLPL Harijono Suwarno, di Jakarta, Jumat (14/1).
Sejauh ini, sejumlah peritel asing telah menyatakan minatnya untuk bisa mengelola Hypermart
BACA JUGA: Austria Tambah Investasi Rp 1,2 Triliun
Satu nama yang paling mencuat dan sempat dibenarkan manajemen MPPA yaitu raksasa ritel asal Korea Selatan, Lotte Shopping Co Ltd (Lotte).Berdasarkan data yang terhimpun, nama selain Lotte yang telah melakukan penawaran antara lain; Wall Mart Stores Inc, Casino Guichard-Perrachon SA dan Dairy Farm International HoldingsNamun empat nama tersebut telah mengerucut menyisakan Wall Mart, Casino, dan Lotte
Presiden Direktur MPPA, Benjamin Mailool, menyatakan ketertarikan peritel besar tersebut merupakan hal baik dalam pengembangan bisnis ritel makanan, terutama HypermartAtas dasar itu maka MLPL sebagai pemegang saham mayoritas MPPA dengan porsi 48,4 persen diminta untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap ketertarikan tersebut
Menurut Benjamin, opsi pelepasan pada saham MPPA lebih dimungkinkan dibanding harus melepas kepemilikan Hypermart yang saat ini dalam kondisi prospektif"Kami akan mengundang peritel global yang kuat dan berkeyakinan untuk terus mempertahankan dan mengembangkan bisnis Hypermart serta divestasi operasional non-inti lainnya," kata Benjamin.
Manajemen MPPA juga berkomitmen untuk meneruskan usaha Matahari Food Business (MFB), yang dinilai telah memiliki pondasi berskala nasional yang cukup impresif dan strategisSelain MLPL, pemegang saham MPPA lainnya adalah PT Star Pacific 6,7 persen dan publik sebesar 44,9 persen.
Analis BNI securities, Akhmad Nurcahyadi, menilai penjualan Hypermart tidak akan mungkin dilakukan MPPA begitu sajaAlasannya karena pendapatan MPPA saat ini memang tergantung dari salah satu hypermarket terbesar di Indonesia itu
Maka kemungkinan yang paling realistis adalah akuisisi di saham MPPA"Sehingga kemungkinan besar mereka akan menjadi holdingMPPA akan tetap memiliki Hypermart sebagai lini usahanya," ujar Akhmad.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Yamaha Naik 25,48 Persen
Redaktur : Tim Redaksi