"Indonesia akan menjadi pabrik serat rayon terbesar di dunia
BACA JUGA: Penjualan Yamaha Naik 25,48 Persen
Ini strategi perusahaan mengantisipasi konsumsi serat rayon dunia yang meningkat di masa datang," ujar CEO Lenzing Group Peter Untersperger kemarinDia mengatakan, permintaan serat rayon di Asia, termasuk Indonesia, terus meningkat
BACA JUGA: Indeks Apresiatif, Tapi Rawan Koreksi
Indikatornya adalah konsumsi serat rayon per kapita di beberapa negara Asia yang menjadi pasar utama serat sintetisBACA JUGA: AP II Cari Maskapai Pengganti Mandala
Indonesia tumbuh 133 persen menjadi 14 kilogram, dan India tumbuh 180 persen menjadi 14 kilogram," terangnya.Lenzing Group adalah produsen serat rayon terbesar di dunia dengan volume produksi 700 ribu tonMereka memiliki pabrik di 6 lokasi, termasuk di Purwakarta, Indonesia, lewat PT South Pasific Viscose (SPV)Per Kuartal III 2010, pendapatan Lenzing Group mencapai 1,28 miliar euro dengan EBITDA 234 juta euro, dan EBITDA margin 18,2 persen"Kita telah ada di Indonesia sejak 30 tahun lalu," tambahnya.
Hingga saat ini, Lenzing Group telah menanamkan investasinya ke Indonesia sebesar USD 700 jutaTerakhir, Lenzing juga mengembangkan pabrik di Purwakarta dengan nilai investasi sebesar USD 170 juta yang diinvestasikan sejak 2008 laluMenurut Peter, investasi di Indonesia akan terus ditambah"Dalam satu dekade ke depan, investasi kami bisa tembus USD 1 miliar," ujarnya.
Presiden Direktur PT South Pasific Viscose (SPV) Wolfgang Kalt menjelaskan, pabrik kelima perusahaan itu akan memproduksi serat rayon jenis viscose dengan volume produksi 80.000 tonDengan tambahan tersebut, total kapasitas produksi SPV pada 2013 menjadi 325 ribu tonIni menjadikan SPV sebagai perusahaan serat viscose terbesar di dunia"Dengan kapasitas 240 ribu ton, saat ini kita terbesar se-Asia," ungkapnya.
Kalt menyatakan, pabrik baru akan memproduksi serat rayon viscose dengan kualitas tinggi yang sangat dibutuhkan industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia, seperti benang, garmen, dan lain-lainMenurut dia, pasar Indonesia sangatlah besar"Selama ini produk kami dijual ke pasar domestik sebesar 60 persen, sedangkan sisanya ke pasar ekspor," katanya.
Dirjen Industri Berbasis Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto mengakui, serat sintetis sangat dibutuhkan oleh industri pertekstilan nasionalPasalnya, bahan baku kapas yang cocok untuk industri tersebut masih belum bisa diperoleh dari dalam negeri(wir/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penumpang dari Juanda Merasa Didiskriminasi
Redaktur : Tim Redaksi