Mulyanto Kecewa Pemerintah Menaikkan Harga BBM Bersubsidi

Minggu, 04 September 2022 – 13:19 WIB
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan LPG nonsubsidi. Ilustrasi SPBU: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS Mulyanto menyindir keputusan pemerintah, yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar pada Sabtu (3/9) kemarin.

Menurut Mulyanto, pemerintah tidak mendengar masukan dari masyarakat yang banyak menolak harga BBM bersubsidi dinaikkan.

BACA JUGA: HMI Pustara Berharap Subsidi BBM Dialihkan Untuk Pengembangan Industri Hilir

"Kami kecewa dengan keputusan tersebut," kata legislator Komisi VII DPR RI itu dalam keterangan persnya, Minggu (4/9).

Mulyanto mengatakan masyarakat kurang mampu akan menderita kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM bersubsidi.

BACA JUGA: Soroti Kenaikan Harga BBM, Johan: Pemerintah Mati Rasa terhadap Penderitaan Rakyat

Sebab, harga BBM bersubsidi yang naik akan memicu melonjaknya harga kebutuhan pokok.

"Perkiraan saya, harga-harga, khususnya pangan akan bergerak naik beserta multiflyer effect-nya," ujar legislator Daerah Pemilihan III Banten itu.

BACA JUGA: Menko Airlangga Pastikan Semua Bahan Pangan Tersedia Hingga Akhir 2022

Mulyanto memang menyadari pemerintah menyiapkan bantuan sosial kepada rakyat miskin menyikapi harga BBM bersubsidi yang naik.

Namun, kata dia, naiknya harga BBM bersubsidi justru menambah jumlah rakyat yang masuk garis kemiskinan.

"Maka, akan muncul orang miskin baru," kata Mulyanto.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kenaikan BBM, Sabtu kemarin.

"Pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk melindungi masyarakat dengan subsidi. Keputusan dalam situasi sulit ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM," ungkap Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Sabtu.

Menurut Presiden, selama ini subsidi BBM dinikmati oleh masyarakat mampu sebesar 70 persen.

"Subsidi sudah naik tiga kali lipat hingga Rp 502,4 triliun," tegas Presiden.(ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Yessy Artada
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler