jpnn.com - JAKARTA - Tim Sembilan Anggota Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menyatakan keprihatinan mendalam atas kemelut yang terjadi di internal organisasi profesi tersebut.
Tim sembilan menyatakan keprihatinan setelah sebelumnya 18 pengurus provinsi PGRI menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Ketua Umum Unifah Rosyidi.
BACA JUGA: 7 Keputusan Rakornas PB PGRI, Poin 2 & 3 Bisa Bikin Pendongkel Bu Uni Panas DinginÂ
Menurut Ketua PB PGRI Huzaifa Dadang, pihaknya sangat perihatin, karena kemelut yang terjadi mengakibatkan soliditas dan solidaritas kepengurusan di tingkat pusat dan daerah menjadi tidak harmonis.
"Apabila hal ini terus berlanjut, sangat dikhawatirkan perpecahan dalam tubuh PGRI akan meluas,” ujar Dadang dalam keterangan tertulisnya, dipublikasikan Sabtu (17/6).
BACA JUGA: 18 Pengurus Provinsi Layangkan Mosi Tak Percaya Pada Ketum Organisasi ini
Menurut Dadang ada beberapa pertimbangan yang disampaikan dalam mosi tidak percaya oleh beberapa pengurus PGRI provinsi dan kabupaten/kota tersebut.
Secara umum tim sembilan menerima dan memakluminya karena sejumlah pengurus PGRI di tingkat pusat juga melihat dan merasakan hal yang sama.
BACA JUGA: PPPK 2022: PB PGRI Mendesak Dirjen Nunuk Mencabut Surat Pembatalan Penempatan 3.043 P1
"Kami juga melihat dan merasakan bahwa PB PGRI di bawah kepemimpinan Ibu Unifah Rosyidi tidak punya visi yang baik dan terukur dalam membawa organisasi PGRI menjadi lebih dihormati dan disegani, baik oleh pemerintah maupun organisasi guru lain," ucapnya.
Untuk itu, tim sembilan memohon kepada Dewan Pembina PB PGRI untuk segera menggelar pertemuan dengan PB PGRI dan pengurus provinsi.
Pertemuan dimaksudkan sebagai karifikasi dan penyelesaian sengketa antara pembuat mosi tidak percaya dengan ketua umum.
Tim sembilan berharap agar organisasi PGRI tetap solid dan makin kukuh berdiri tegak di negara kesatuan Republik Indonesia.
Berbagai dimensi dan elemen bangsa harus diberi ruang untuk mengembalikan kejayaan PGRI seperti di masa lalu.
“Mereka yang pernah berseberangan sedapat mungkin dirangkul kembali, diajak dialog untuk membahas langkah-langkah strategis dalam memajukan PGRI."
"Ego sektoral dan ambisi pribadi disampingkan dulu, demi keutuhan dan kejayaan PGRI, sebagaimana yang diamanatkan oleh para pendiri,” kata Huzaifa Dadang. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayat Tunjangan Profesi Guru Hilang Dalam RUU Sisdiknas, Ketum PB PGRI Bereaksi KerasÂ
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang