Muncul Nama Habib Salim, Peta Kubu Prabowo Berubah

Selasa, 31 Juli 2018 – 14:39 WIB
Prabowo Subianto diapit Habib Salim (kiri) dan Sohibul Iman. Foto: istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin memperkirakan penentuan nama cawapres Prabowo Subianto bakal semakin alot. Hal ini setelah Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPFU) merekomendasikan dua nama untuk mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Yaitu, Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Aljufri dan Ustaz Abdul Somad.

BACA JUGA: Prabowo Masih Menimbang Semua Nama jadi Cawapres

"Saya kira, kalau saja bukan nama Habib Salim yang dimunculkan, mungkin nama cawapres Prabowo bisa lebih cepat disepakati oleh Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat," ujar Said di Jakarta, Selasa (31/7).

Sebab, di antara empat nama cawapres Prabowo yang sebelumnya mengemuka, yaitu Ahmad Heryawan atau Aher (PKS), Zulkifli Hasan atau Zulhas (PAN), Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Demokrat), dan Anies Baswedan, Said melihat posisi terkuat sudah ditempati AHY.

BACA JUGA: Prabowo Bakal Bertemu Abdul Somad Sore Nanti, Ini Agendanya

"AHY menguat karena PAN tidak terlalu ngotot memajukan Zulhas. Sedangkan Anies, karena dia bukan orang partai, dorongannya tidak cukup kuat. Sementara Aher, dari sisi elektabilitas diperhitungkan kalah kuat dari AHY," ucapnya.

Namun, kata Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini, posisi AHY yang sudah menguat, kini terancam karena GNPFU ternyata tidak mengusulkan nama Zulhas, Anies, Aher, atau nama lain sebagai cawapres bagi Prabowo. Mereka justru menawarkan nama Habib Salim yang sebelumnya tidak terlalu diunggulkan.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Dapat Tambahan Kekuatan dari FPR

"Nah, ketika yang dimunculkan nama Habib Salim, peta persaingan di kubu oposisi bisa berubah lagi. Kekuatan AHY terpaksa harus ditimbang ulang. Sebab, Habib Salim jelas lebih kuat dari Aher," katanya.

Said kemudian merinci sejumlah kelebihan Habib Salim. Antara lain, non-Jawa, mantan duta besar, mantan menteri, dan 'maqom' Habib Salim tidak sama dengan Aher.

"Dia punya garis keturunan yang oleh sebagian pemilih muslim dipandang mulia. Dia memiliki nasab dengan Nabi Muhammad SAW," tuturnya.

Said memperkirakan dengan nasabnya itu, Habib Salim berpotensi meraup suara pemilih muslim lebih banyak dibandingkan Aher.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan: Dukungan Pak SBY Sangat Berarti

"Saya kira, ketika GNPFU memajukan nama Habib Salim, PKS sangat terbantu. Peluang PKS yang sempat mengecil untuk memajukan kadernya sebagai cawapres Prabowo kini kembali terbuka lebar. Pantaslah jika PKS berterimakasih kepada GNPFU," pungkas Said. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... NasDem Anggap Koalisi Jokowi Lebih Maju ketimbang Prabowo


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler