jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berharap tidak terjadi lagi tragedi Brexit yang terjadi di masa mudik lebaran tahun lalu.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun melakukan banyak upaya untuk memecah titik-titik yang menjadi pusat kemacetan pada musim mudik tahun lalu.
BACA JUGA: Ini 6 Titik Rawan Yang Harus Diawasi
”Kita siapkan exit-exit yang lebih banyak. Rencananya kami akan membuka semua exit ke jalan nasional,” kata Direktur Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto setelah melakukan rapat koordinasi dengan Dirjen Perhubungan Darat kemarin (5/4).
Arie menjelaskan, nantinya exit ke Prupuk dan Purwokerto harus fungsional agar kendaraan tidak menumpuk semua di utara.
BACA JUGA: Diprediksi Kemacetan Masih Berpusat di Brexit
”Dengan adanya exit ini, kita bagi agar tidak menumpuk di utara. Untuk di gerbang exit nanti, kita batasi antreannya supaya tidak terlalu panjang. Maksimal 2 kilometer. Sisanya dialihkan,” ungkapnya.
Mengenai kesiapan infrastruktur tol dan jalan nasional, Arie menjelaskan bahwa hingga saat ini pihaknya masih berupaya untuk memeenuhi apa yang telah dijanjikan Menteri PUPR.
BACA JUGA: Tanah 6,8 Km2 Bikin Hubungan Inggris-Spanyol Tegang
Yakni jalan tol Pantura bisa fungsional hingga Ngaliyan, Semarang.
”Sampai Pemalang insya Allah operasional. Selebihnya masih fungsional. Saat ini, kita optimis bisa fungsional sampai Weleri (Kendal),” katanya.
Arie menambahkan, setelah ruas tol hingga Weleri fungsional, pihaknya akan memasang target untuk fungsional hingga ke Ngaliyan di Semarang seperti yang direncanakan oleh Menteri PUPR.
Namun, lanjut Arie, kemungkinannya masih 50:50 untuk bisa diteruskan hingga ke Ngaliyan.
Di jalan nasional, Arie juga sudah menginstruksikan unit terkait untuk menyelesaikan perbaikan jalan berlubang.
Musim mudik nanti, kata Arie, jalan nasional sudah tidak boleh berlubang. Untuk mengurangi kemacetan di jalan nasional, Arie mengatakan saat ini sedang dilakukan pembangunan empat jalan layang yang rencananya bisa fungsional pada musim mudik nanti.
”Dari empat jalan layang itu, kami optimis dua jalan layang. Yakni di Dermoleng (Brebes) dan Klonengan (Tegal),” jelasnya.
Menurutnya, ada beberapa hal yang masih harus diselesaikan terlebih dahulu terutama soal pembebasan lahan.
Sejauh ini, Arie mengakui bahwa dana talangan yang diberikan pemerintah sangat membantu pembangunan infrastruktur jalan tol.
Namun, untuk ruas Weleri hingga Ngaliyan, pihaknya masih terus berkutat dengan pembebasan lahan yang terkendala.
”Seperti ada yang surat-suratnya tidak lengkap. Tidak tahu siapa pemiliknya. Kita enggak bisa bayar ke sembarang orang. Beberapa juga ada yang tidak sepakat dengan harga. Tapi, kita upayakan terus,” terangnya.
Sementara itu, demi kelancaran arus mudik dan arus balik, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengkaji wacana penerapan sistem ganjil genap di ruas tol saat musim mudik nanti.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto mengatakan, jika menurut masyarakat sistem tersebut berjalan dengan baik di ibu kota dan efektif mengurangi kemacetan, pihaknya akan melakukan kajian.
Namun sebelum dilakukan kajian, harus ada usulan terlebih dulu dari masyarakat.
”Kalau menurut masyarakat bagus, ya kita kaji. Kita lihat, kita koordinasikan, mana yang lebih banyak menguntungkan. Itu yang akan kita laksanakan,” katanya.
Menurutnya, buat apa melakukan satu kebijakan, tapi malah membuat tidak bagus, tidak nyaman, dan justru ribut.
Setelah ada masukan dari masyarakat mengenai wacana penerapan sistem ganjil genap di ruas tol itu, barulah pemerintah, dalam hal ini Kemenhub, akan mengkajinya secara lebih dalam sebelum akhirnya sistem tersebut diterapkan.
”Kalau contoh soal ganjil-genap yang ada di jalan Sudirman-Thamrin yang itu menurut masyarakat oke, ya silakan saja disampaikan kepada kita untuk kita lakukan pengkajian,” ujarnya. (and)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekerasan Terhadap Non-Pribumi Meningkat
Redaktur & Reporter : Soetomo