Mundur dari PDIP, Diran Dianggap Pembelot

Minggu, 30 Agustus 2015 – 02:31 WIB

jpnn.com - PALANGKA RAYA – Langkah politik H Achmad Diran yang mundur dari PDIP - partai yang telah mengusungnya selama dua periode menjadi Wakil Gubernur Kalteng mendampingi Teras Narang, terus menuai polemik.

Ada yang menduga, kalau Diran mendadak mundur dari PDIP karena kecewa tidak dicalonkan jadi gubernur. Selain keluar dari PDIP, mantan Bupati Barito Selatan itu lebih memilih untuk mendukung pasangan Sugianto Sabran–Habib H Said Ismail, daripada Willy M Yoseph–Wahyudi K Anwar yang diusung PDIP.

BACA JUGA: Kawal RUU Sistem Perbukuan, DPR Apresiasi Serikat Pekerja Balai Pustaka

Mundurnya Diran dari PDIP itu menimbulkan kekecewaan dari sejumlah tokoh PDIP. Seperti diungkapkan HM Mawardi yang merupakan salah satu tokoh PDIP Kalteng, yang menyebut Diran sebagai pembelot. Namun tudingan itu dinilai Ketua DPD Golkar Kalteng H Abdul Razak terlalu berlebihan. Karena langkah Diran dinilai sah-sah saja.

Sementara salah satu akademisi di Kota Palangka Raya, Dr Netto WS Rahan MSi MTh berharap, agar para petinggi partai di daerah ini harus bisa berbicara dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat Kalimantan Tengah.

BACA JUGA: Awas, 13 Kapal Perang Bersihkan Ranjau di Perairan Bintan

"Jika terjadi permasalahan, alangkah baiknya jangan sampai masyarakat luas mengetahuinya, terlebih masalah tersebut bersifat intern partai," kata Netto kepada Kalteng Pos (Jawa Pos Group).

Menurutnya, masing-masing orang memiliki alasan sendiri dalam melakukan berbagai hal. Termasuk Achmad Diran yang sudah menjadi tokoh masyarakat Kalteng, dengan jasa-jasanya yang telah diberikannya selama ini. “Permasalahan dia (Diran, red) mundur dari partainya itu merupakan hak dan sangat logis dilakukannya,” ungkap Netto, kemarin.

BACA JUGA: Kisah Fahri Hamzah: Daripada Harapan Palsu, Lebih Baik Harapan Jaya

"Mungkin beliau ingin istirahat. Dengan umurnya yang sudah tua begitu saya rasa itu merupakan hal yang wajar, dan masalah menjatuhkan pilihannya pun itu merupakan hak dia sebagai warga negara Indonesia yang memiliki hak bebas dalam memilih. Begitu juga sebaliknya, yang dilakukan oleh HM Mawardi pun dinilai wajar. Mungkin karena merasa sama-sama berasal dari partai yang telah membesarkan dan memperjuangkan mereka sampai seperti saat ini," ujarnya.

Sementara akademisi yang juga merupakan Dekan Fisip Unpar, Prof Dr Kumpiady Widen mengatakan langkah Diran ini merupakan sikap sakit hati dan kecewa. Tapi yang disayangkan, karena Diran sudah menjadi tokoh Kalteng.  

“Ini merupakan sikap kurang dewasa dan terlihat sikap sakit hati. Jangan sampai  nanti jadi sebuah konflik ke depan terkait dukungan Diran ini,” kata Kumpiady Widen. (okt/vin/ens)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serikat Pekerja JICT Kecam Sikap RJ Lino Mengultimatum Presiden


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler