Muqoddam Cholil, Tak Sempat Dampingi Istri Melahirkan

Senin, 07 Juni 2010 – 04:07 WIB
TELITI - Dubes Palestina untuk RI, Fariz Mehdawi (kiri), saat bersama Ketua Harian KNRP Muqoddam Cholil, di Kampus UI Depok, beberapa waktu lalu. Foto: Ridlwan/Jawa Pos.
MENGENAKAN rompi dan bertopi dengan lambang bendera Palestina, Muqoddam Cholil sibuk membawa kantong gandum di tengah ribuan demonstran pro-Palestina di Jakarta, Kamis (3/6) laluMassa menyemut di sepanjang jalur Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Monas

BACA JUGA: Pesan Victory di Media Luar Negeri

Sound system berkekuatan ribuan watt menambah meriah demonstrasi yang dilakukan berbagai elemen organisasi Islam itu.

Di tengah-tengah orasi belasan tokoh, Muqoddam dan para anak buahnya bergerak lincah di antara kerumunan massa
"Kami dari KNRP memang diamanahi untuk bertanggung jawab mengumpulkan dana," tutur Muqoddam kepada Jawa Pos.

KNRP adalah singkatan dari Komite Nasional untuk Rakyat Palestina

BACA JUGA: Yenny Wahid Upayakan Bantu Pemindahan Surya

Lembaga yang berkantor di Jalan Jabir, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan itu, didirikan pada 5 Mei 2006
"Agenda kami yang terdekat adalah mengirimkan bantuan lagi ke Gaza," katanya mantap.

KNRP menggandeng Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Rumah Zakat Indonesia, Wahdah Islamiyah, serta Jakarta Islamic School

BACA JUGA: ACEH: Kepongahan Israel Harus Dilawan!

"Kami akan masuk melalui Rafah, perbatasan Mesir-Palestina," ujarnya.

Sebelum tragedi penghadangan dan penyerbuan atas kapal Mavi Marmara pada Senin (31/5) lalu, KNRP pernah masuk Jalur Gaza melalui RafahNamun, saat ini pintu Rafah memang masih tertutup"Kami mendapat kabar dari organisasi sahabat di Mesir bahwa pintu Rafah segera dibuka lagi," kata bapak empat anak itu.

Sebagai Ketua Harian KNRP, hampir seluruh waktu Muqoddam digunakan untuk mengurusi masalah Palestina"Insya Allah, masalah Palestina adalah prioritas utama sayaYang lain-lain nomor dua," ucapnya.

Bahkan, saking sibuknya, Muqoddam tidak sempat mendampingi sang istri yang baru saja melahirkan putra keempat dua pekan lalu"Alhamdulillah semua keluarga maklumBahkan, 100 persen mendukung," katanya.

Di rumah, Muqoddam dan istri menanamkan rasa sayang terhadap permasalahan Palestina kepada anak-anaknyaSelain menempelkan poster dan stiker soal Palestina serta menyimpan buku-buku terkait, mereka sering mengajak anak-anak berdiskusi saat makan.

"Alhamdulillah, NakHari ini kita punya nasi dan lauk untuk dimakan bersamaSaudara-saudara dan teman-temanmu di Gaza belum seberuntung kita, Nak," ujar Muqoddam setiap bertutur di depan anak-anaknya.

Hasilnya, anak-anaknya ikut-ikutan berkampanye pro-Palestina di lingkungan sekolah dan teman-teman bermain mereka"Setiap ada demo, mereka selalu minta ikut," katanya.

Setiap hari, ada saja aktivitas Muqoddam yang berkaitan dengan pembelaan atas rakyat Palestina"Mengisi majelis taklim, diskusi, rapat dengan donatur, dan menggalang aksi-aksi solidaritas," jelasnya.

KNRP juga rutin menggelar konser di universitas-universitas dengan tema perjuangan rakyat Palestina"Kami dibantu oleh relawan-relawan yang ikhlasKalau pekerja tetap, hanya enam orang," katanya.

Dia lantas membeberkan tiga misi utama KNRP"Tujuan utamanya adalah menyalurkan bantuan masyarakat Indonesia secara langsung untuk rakyat Palestina, menyebarkan berita akurat dan otentik tentang kondisi Palestina, serta menjadi rujukan isu Palestina di Indonesia," paparnya.

Muqoddam menempuh pendidikan S-1 di International Islamic University, Pakistan, pada tahun 1991"Setelah itu, saya merantau ke Malaysia empat tahunDi sana jadi guru SMP," ceritanya.

Dia lalu mendapat kesempatan menempuh S-2 di Universitas Kebangsaan Malaysia, dengan jurusan Pengajian Arab dan Tamadun IslamLulus pada 2001, Muqoddam langsung menempuh program doktoral di University of Malaya, Malaysia, jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, serta lulus pada 2006.

"Saya pulang ke Jakarta pada September, atau lima bulan setelah KNRP dibentuk Pak Soeripto (mantan anggota Komisi III DPR RI, Red)Oleh teman-teman, saya diamanahi jadi Ketua Harian," tuturnya.

Selama berkampanye tentang isu-isu Palestina selama empat tahun, menurut Muqoddam, ada saja orang yang sinis atau menolak diajak peduli"Banyak tipe orang seperti ituTapi, kami sabar sajaKami jelaskan baik-baik bahwa Palestina itu bukan isu agama, tapi isu humanityIsu kemanusiaan," ungkapnya.

Dari hasil sharing dengan beberapa rekan sesama aktivis pro-Palestina di luar negeri, Muqoddam punya kiat-kiat jitu untuk memikat hati orang yang awam dengan isu tersebut"Saya biasanya membawa rekaman video kekejaman Israel di ponselJuga selalu ada poster atau stiker dalam tasJadi, di mana saja bisa mengajak orang untuk peduli," katanya(rdl/c2/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fokus Pulangkan WNI yang Tertembak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler