BACA JUGA: Yenny Wahid Upayakan Bantu Pemindahan Surya
Lembaga itu digawangi oleh orang-orang yang bahkan all-out mengabdikan hidup untuk Palestina."Sampaikan kepada seluruh aktivis di tanah air, tetap semangat
BACA JUGA: ACEH: Kepongahan Israel Harus Dilawan!
Bi ruh bi dam nafdika ya Gaza Hasyim (sepenuh jiwa dan darah kami persembahkan untuk Gaza, Red)," ujar Ferry Nur melalui sambungan telepon internasional dari Amman, Yordania.Ferry menyebut Gaza dengan tambahan kata "Hasyim" di belakangnya
BACA JUGA: Fokus Pulangkan WNI yang Tertembak
Kali pertama tiba di Yordania setelah diusir dari Israel, Ferry mengacungkan dua jari tangan kananMomen itu diabadikan oleh kantor berita internasionalFoto Ferry dengan pesan dan simbol victory tersebut pun menghiasi halaman berbagai media nasional maupun luar negeri.Ferry adalah Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Kispa) yang ikut dalam kapal Mavi MarmaraDia pernah ditahan tentara Israel"Sekarang kami bersama Surya (Surya Fachrizal, salah seorang relawan Indonesia yang tertembak tentara Israel, Red)Kondisinya berangsur membaikInsya Allah bisa pulang bersama-sama," ungkapnya.
Kispa sendiri didirikan oleh 20 organisasi Islam pada 14 Mei 2002 di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI)Saat itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin ditunjuk sebagai ketua dan Ferry menjadi sekretarisnyaNamun, karena sibuk, Din mengundurkan diri pada 2006.
Ferry resmi dilantik untuk menggantikan Din pada 13 Mei 2009, setelah tiga tahun mewakili Din dalam berbagai acara"Insya Allah Kispa tidak berhentiKami akan kirim relawan baru," katanya bersemangat di ujung telepon.
Saat penyerbuan (tentara Israel), Ferry berada di dek lantai 2 kapal Mavi MarmaraAktivis dari Indonesia dan Malaysia bertugas mengamankan sisi kiri lantai 2 kapal tersebutSaat itu, tutur dia, pasukan Israel menyerang dengan dua kapal besar, enam speedboat, serta dua helikopterPuluhan pasukan komando yang bersenjata lengkap berusaha menguasai kapal dan mengambil alih kemudi.
:TERKAIT Menurut Ferry, pada Senin pagi pukul 04.00 waktu setempat (sekitar pukul 08.00 WIB), dirinya dan beberapa aktivis dari negara lain salat Subuh berjamaah secara bergantianNamun, sekitar pukul 04.15, pasukan Israel berupaya masuk ke dek kapalKarena mendapatkan perlawanan, beberapa tentara Israel langsung memberondong kerumunan aktivis tersebut dengan peluru tajam.
Setelah tentara Israel menguasai kapal, para aktivis pun diborgol dan dikumpulkan di salah satu dek Mavi MarmaraSelama 15 jam kapal tersebut berada di lautSelama itu pula, setiap beberapa jam tawanan dipindahkan dari satu ruang ke ruang lain.
Akhirnya, pada Senin pukul 21.00, mereka merapat di Ashdod, kota pelabuhan IsraelSetelah itu, mereka dipindahkan ke ruang tahanan dan diinterogasi secara maratonSelama ditahan, para aktivis tidak diberi makanan dan minumanMereka juga dilarang salatMulut beberapa aktivis yang berteriak dan melawan disumpal.
Ferry mengatakan, hampir semua di antara 12 relawan Indonesia dipaksa menandatangani surat dan memberikan keteranganNamun, tidak ada seorang pun yang bersedia buka mulut dan menuruti keinginan militer Israel.
Sebelum insiden itu, Ferry sendiri dan rombongan Kispa telah sempat sukses masuk ke Gaza, tepatnya pada Januari-Februari 2009 laluFerry bahkan pernah tinggal lima hari di GazaSaat itu dia masuk lewat Rafah, perbatasan antara Mesir dan Palestina.
Ada banyak hikmah yang diperoleh saat Ferry berada di atas kapal Mavi MarmaraDi antaranya, dia bertemu dengan Peter Vanner, warga Inggris berusia 63 tahun yang masuk Islam sebelum berangkat ke GazaSelanjutnya, Vanner berganti nama menjadi Muhammad Fatih"Selama berada di kapal, Akh (Saudara, Red) Fatih terus berupaya belajar mengaji Alquran," tutur Ferry terharu.
Ada banyak tokoh lain juga di kapal tersebutSalah seorangnya adalah Syekh Raid Shalah, tokoh Gaza dan imam masjid Al Quds yang datang dari Palestina"Insya Allah, kita tidak kalahAda banyak hikmah untuk Indonesia," ucap Ferry.
Dia pun berjanji, begitu mendarat di Jakarta (menurut jadwal adalah hari ini, Red), dirinya segera menjalankan aktivitas rutin berkampanye dan menggalang bantuan untuk Palestina"Tak ada kata berhenti," tegasnya.
Komitmen Ferry itu pun diakui rekannya, Agus Darusman dari Humas Kispa, yang standby di Jakarta"Insya Allah beliau all-out 24 jam untuk Palestina," ungkap Agus.
Dulu, Ferry disebutkan memang berbisnis di bidang penerbitan buku-buku IslamNamun, kini seluruh konsentrasinya dicurahkan untuk masalah Palestina"Acara beliau sangat padat," tutur Agus.
Di website Kispa, ada dokumentasi dan agenda acara FerryMisalnya, mulai dari mengisi diskusi, menjadi orator atau pembicara demonstrasi, mengisi acara pengajian ibu-ibu, hingga menerima dana bantuan dari organisasi masyarakat.
Ikhwan, aktivis lain Kispa, menilai bahwa Ferry tidak pernah ragu untuk mengkampanyekan isu Palestina di setiap kesempatan"Di warung kopi pun, ustad bicara tentang PalestinaBeliau selalu menyimpan stiker dan gantungan kunci, lalu diberikan kepada orang-orang yang ditemuinya agar mendukung," terangnya.
Ikhwan menuturkan, Ferry juga memiliki stok cerita-cerita langsung tentang keseharian penduduk Palestina"Bahan beliau untuk mengisi seminar atau diskusi tentang pembebasan Palestina tidak pernah habisSelalu saja ada cerita terbaru yang fresh dan membangkitkan kesadaran," kata mahasiswa Universitas Indonesia (UI) tersebut(rdl/c11)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BANDUNG: Kirim Tentara RI ke Gaza!
Redaktur : Tim Redaksi