He he..ternyata ada juga yang tidak senang dengan diturunkannya biaya penyambungan listrik sekarang ini
BACA JUGA: Senggolan Nazaruddin
Di Blega, Madura, sejumlah orang berdemo ke PLN setempatBACA JUGA: Kecepatan Kereta Cepat yang Amat Cepat
DPRD Bangkalan pun turun tangan dan memanggil pejabat PLN setempatTuntutan pendemo itu kelihatannya memang sangat masuk akal mereka
BACA JUGA: Mulai Daging Babi sampai Mikro LNG
Inilah aspirasi mereka: "Kalau sekarang bisa begitu murah, berarti yang dulu-dulu itu kemahalanPLN harus mengembalikan uang selisih kemahalan yang dulu-dulu itu"Begitu logika mereka.Di seluruh Indonesia, orang memang kaget melihat murahnya biaya penyambungan listrik sekarang iniTapi, hanya di Madura itu yang menuntut pengembalian uang kemahalan pada masa laluDi Madura pun hanya terjadi di Blega itu.
Padahal, sebenarnya PLN tidak menurunkan biaya penyambunganBahkan, sedikit menaikkannyaTerutama untuk permintaan penyambungan dengan daya agak besarYang kami lakukan hanyalah: menerapkan tarif resmi itu apa adanyaTidak boleh ada embel-embelnyaApa pun istilahnyaMaka, kelihatannya lantas seperti turun drastis.
Dulu, kata mereka, untuk mendapat sambungan listrik, harus membayar Rp 2 juta, Rp 2,5 juta, bahkan sampai Rp 4 jutaKok sekarang untuk beban yang sama hanya Rp 650 ribuKaget yang berlebihan kelihatannya memang tidak baikBisa membuat orang berdemo seperti di Blega itu.
Di samping hanya mengenakan tarif resmi, PLN kini juga tidak mau mencampur-adukkan biaya penyambungan dengan biaya-biaya lain yang mungkin dikenakan kepada calon pelangganHanya biaya penyambunganlah (biasa disingkat BP) yang terkait dengan PLNKalau ada biaya-biaya lain, itu di luar ranah PLN dan mestinya jangan dikaitkan dengan PLN.
Dalam hal melakukan penyambungan, tugas PLN itu sebenarnya terbatasTidak masuk akal kalau harus minta biaya yang jutaanUntuk penyambungan baru, tugas PLN itu hanyalah menarik kabel tegangan rendah dari jaringan PLN ke atap rumah, lalu memasang meteran dan memasang MCBHabisBerarti, listrik sudah tersambung dan siap digunakan
Soal bagaimana menggunakannya, perlu berapa bola lampu, kamar mana saja, berapa buah stop kontak, itu bukan urusan PLNBukan tugas PLN untuk memasang kabel-kabelnya, stop kontaknya, lampunya, dan segala macam yang ada di rumah tersebutItu tugas pemilik rumah sendiriItu sudah menyangkut kebutuhan pemilik rumah yang skala keperluannya berbeda-beda.
Pemilik rumah atau kantor biasanya tidak memiliki kemampuan melakukan sendiriMereka umumnya minta bantuan kontraktor listrikItu terserah sepenuhnya kepada pemilik rumahMau cari kontraktor yang murah atau mahal, PLN tidak boleh campur tangan.
Entah mau dikerjakan sendiri atau minta bantuan kontraktor, yang jelas instalasi di rumah-rumah tersebut tidak boleh sembaranganAda aturannyaBukan aturan dari PLN, tapi dari pemerintahUntuk itu, ada lembaga yang mengontrol, apakah jaringan di dalam rumah tersebut sudah benar atau belumLembaga tersebut bernama KonsuilBukan PLNLembaga Konsuil itu dibentuk pemerintahTidak ada hubungan sama sekali dengan PLN.
Tapi, masyarakat umumnya memang salah dugaSemua itu dikira masih kalangan PLNPokoknya, semua hal yang berkaitan dengan listrik dikira menjadi tugas dan tanggung jawab PLN.
Anggapan salah masyarakat itu sebenarnya tidak salah-salah amatOrang-orang yang ditunjuk pemerintah untuk duduk di Konsuil, misalnya, umumnya adalah pensiunan karyawan PLNPenampilan dan gaya petugas-petugas kontraktor listrik pun tidak berbeda dari orang PLNApalagi alat-alatnyaPersis milik PLN.
Pada masa lalu, memang ada semangat agar semua lembaga yang terkait dengan listrik bekerja sama dengan sebaik-baiknyaPLN sendiri pernah memberikan fasilitas agar mereka itu berkantor saja di PLN! Pembayaran-pembayaran untuk mereka sekalian saja dijadikan satu dengan biaya untuk PLNBegitu erat hubungan itu, sehingga ada istilah sudah dan harus seperti suami-istri.
Inilah yang berubah sekarangHubungan itu tidak boleh seperti suami-istriHubungan antara PLN, kontraktor listrik, dan Konsuil haruslah hubungan profesional.
Dari sinilah lantas diketahui berapa sebenarnya biaya penyambungan yang dikenakan PLN tersebutLalu, banyak yang terkaget-kagetLalu, ada yang berdemo seperti yang di Blega ituNamun, kalau saya Minggu pagi lalu ke Blega, itu bukan hanya karena ada masalah kekagetan tersebutKebetulan, saya memang ingin melakukan klarifikasi banyak hal yang selama ini mengganjal di hatiMisalnya, mengapa susut listrik (kehilangan listrik) di Madura itu yang tertinggi di Indonesia.
Saya sungguh tidak enak mendengarnyaPersentase susut listrik di Madura mencapai 20 persenPadahal, di kabupaten-kabupaten lain di Jawa hanya sekitar 7 persenSaya sungguh ingin tahu apa yang sebenarnya terjadiSaya tidak percaya hal itu merupakan wajah Madura yang sebenarnya.
Besarnya susut listrik di Madura tersebut sebagian ternyata memang karena strukturalLima gardu induk (GI) yang ada di Madura semua berada di pantai selatanAkibatnya, penduduk di sepanjang pantai utara harus dikirimi listrik dari jaringan 20 kvKalau di pantai utara dibangun satu atau dua GI, susut itu sudah akan turun sekitar 5 persen sendiriJaringan kabel 20 kv yang terlalu panjang memang menjadi salah satu penyebab susutnya daya listrik.
Masih ada yang lebih mendasarHampir 100 persen pelanggan listrik di Madura adalah rumah tanggaPelanggan besar yang dilayani dengan tegangan menengah (TM) hanya 0,9 persenKalau saja ada pabrik yang cukup besar di Madura, komposisi pelanggan akan berubah dan susut listrik bisa membaik"Kalau ada beberapa pabrik yang mampu menyerap listrik 40 MW saja, susut listrik bisa turun lagi 5 persen," ujar Bintoro, manajer APJ Madura"Atau, kalau satu pabrik semen saja berdiri di Madura, sudah bisa memperbaiki struktur listrik di Madura yang lemah," tambahnya.
Maka, saya akan mengusahakan berdirinya GI di pantai utara MaduraSekaligus untuk antisipasi siapa tahu para bupati di Madura benar-benar akan mengembangkan kawasan itu sebagai pusat pengembangan ekonomiApalagi, PLN sudah memutuskan untuk membangun pembangkit listrik besar di situ yang sekarang tahapnya tender proyek.
Ada agenda lain yang tidak sempat saya lihat di MaduraYakni, melihat layang-layang MaduraBulan-bulan ini adalah musim layangan yang paling top di MaduraRibuan jumlahnyaBesar-besar ukurannyaMenarik desainnyaDan di waktu malam lebih-lebih lagi menakjubkannya: layang-layang itu berlampu! Ada lampu LED di setiap mainan ituBetapa banyaknya kerlip lampu di langitMengalahkan jumlah bintang yang ada.
Pada musim layang-layang seperti ini, teman-teman PLN Madura pusing kepalaKian besar layangannya, kian berat pusingnyaDi larut malam, ketika angin sudah surut, banyak layangan yang hinggap ke jaringan listrikTerjadilah gangguan di mana-mana.
Ada ide agar pemda mengeluarkan larangan main layang-layangSaya tidak setuju dengan ide ituKepada teman-teman di Madura, saya anjurkan justru PLN harus mengadakan lomba layang-layang secara besar-besaranKalau perlu memperebutkan Piala Dirut PLN! Soal ancaman gangguan listrik, harus dicarikan cara yang lebih cerdasDalam lomba itu, bisa saja sekaligus dilombakan bagaimana mendesain layang-layang yang aman bagi listrikPasti akan banyak yang menyumbangkan ide itu.
Sebelum meninggalkan Blega, saya bertanya kepada manajer PLN MaduraAnaknya muda, tinggi (185), ganteng, dan bicaranya firmLulusan Fakultas Teknik Elektro Universitas Diponegoro itu pernah dua tahun bertugas di Madura dan kini kembali ke Madura lagi dalam posisi memimpinBerikut ini dialog saya dengan Bintoro, manajer itu:
- Apakah Anda menyesal telah menerapkan tarif biaya penyambungan yang murah itu?
+ Tentu tidak, Pak.
- Tapi, kan menimbulkan demo?
+ Demo itu baik juga, PakBiar orang tahu bahwa biaya penyambungan itu sebenarnya tidak semahal itu.
- Tapi, bagaimana dengan permintaan uang kembali itu?
+ Akan saya anjurkan agar mereka minta saja kepada siapa dulu mereka membayar.
- Kalau mereka bilang membayarnya kepada orang PLN?
+ Tunjukkan saja siapa orangnyaBiar saya pecatnya! (*)
Dahlan Iskan
CEO PLN
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLTS Bunaken Model untuk 100 Pulau Lain
Redaktur : Tim Redaksi