MURI Wajibkan Pemecahan Rekor Mengikuti Protokol Kesehatan

Minggu, 01 November 2020 – 20:31 WIB
Senior Manager Muri Sri Widayati saat membacakan piagam penghargaan Muri sebelum diserahkan kepada Komandan Yonif 405/Suryakusuma Letkol Inf Kresna Santy Dharma. Foto: ANTARA/Sumarwoto

jpnn.com, BANYUMAS - Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) mewajibkan pencatatan rekor dalam Muri dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Hal itu bertujuan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.

BACA JUGA: Kampanye dan Edukasi Pakai Masker Harus Intensif, Masif dan Tepat Sasaran

"Pelaksanaan kegiatan pencatatan rekor Muri memang disyaratkan harus mengikuti protokol kesehatan di masa pandemi," kata Senior Manager Muri Sri Widayati di Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.

Dia mengatakan hal itu usai menyerahkan piagam penghargaan Muri kepada Komandan Batalyon Infanteri 405/Suryakusuma Letnan Kolonel Infanteri Kresna Santy Dharma didampingi Pimpinan New Felicia HSS Audio Muhklison saat Lomba 'Sound' Balap Nasional di Lapangan Pancasila, Markas Yonif 405/Suryakusuma.

BACA JUGA: Patuhi Protokol Kesehatan jadi Tameng Paling Kuat Cegah Covid-19 Selama Pelesiran

Dalam hal ini, Yonif 405/Suryakusuma dan New Felicia HSS Audio berhasil menciptakan rekor baru dalam Muri untuk kategori Kontes Sound Lapangan dengan Peserta Terbanyak, yakni sebanyak 111 peserta sehingga tercatat sebagai rekor ke-9.704.

Sementara itu, Komandan Yonif 405/Suryakusuma Letkol Inf Kresna Santy Dharma mengatakan pihaknya bersama New Felicia HSS Audio berhasil mencatatkan rekor Muri berupa Kontes Sound Lapangan dengan Peserta Terbanyak.

BACA JUGA: Pak Doni Tak Lelah Mengingatkan Masyarakat untuk Tetap Menjalankan Protokol Kesehatan

"Tadi sudah diserahkan (piagam penghargaan Muri) dan sudah diverifikasi oleh Museum Rekor Dunia Indonesia. Jadi bukan berarti masa pandemi tidak bisa beraktivitas, kami tetap beraktivitas, tetapi tetap jaga dan laksanakan protokol kesehatan yang terdiri 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak," katanya.

Ia mengatakan pihaknya sengaja memilih Lomba "Sound" Balap Nasional sebagai bagian dari rangkaian kegiatan yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-75 TNI dan HUT Ke-67 Yonif 405/Suryakusuma karena jumlah pesertanya tidak banyak sehingga bisa dikendalikan.

Kendati demikian, dia mengakui saat hari pertama penyelenggaraan Lomba "Sound" Balap Nasional, Sabtu (31/10), banyak sekali masyarakat yang ingin datang untuk menyaksikan kegiatan tersebut.

"Saya katakan, ini bukan konser. Jadi, saya sudah memastikan kepada New Felicia bahwa personel yang boleh masuk adalah personel yang menggunakan 'id card' (kartu pengenal, red.)," katanya.

Dengan demikian ketika di lapangan ada yang tidak menggunakan kartu pengenal, kata dia, pihaknya akan mengeluarkannya dari arena kegiatan dan dilakukan pengecekan suhu tubuh serta memintanya untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Kemarin ditemukan ada beberapa yang tidak menggunakan masker. Kami siapkan masker, kami bagikan," katanya.

Namun pada hari terakhir kegiatan (1/11), kata dia, pihaknya memperketat penerapan protokol kesehatan sehingga jika ada yang tidak mengenakan masker, akan dikeluarkan dari arena kegiatan dan diminta untuk pulang.

Dalam hal ini, lanjut dia, pihaknya tidak membagikan masker bagi peserta yang tidak menggunakan alat pelindung diri tersebut seperti yang dilakukan pada hari pertama kegiatan.

"Kami persilakan mereka untuk mengambil masker lebih dulu, baru boleh masuk," katanya. (ant/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler