jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum bisa menaksir jumlah kerugian akibat kebakaran di Museum Bahari, Selasa (16/1).
"Nilai tak terhingga. Apalagi, bangunan dengan usia 300 tahun lebih. Itu, kan, (dibangun) pada 1771 sampai 1773. Itu yang sulit kami kembalikan nilainya," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati di Balai Kota DKI, Selasa (16/1).
BACA JUGA: Museum Bahari Kerap Alami Korsleting Listrik
Selain barang sejarah, sambung Tinia, nilai bangunan pun tergolong mahal.
Sebab, material gedung menggunakan bahan-bahan zaman dulu.
BACA JUGA: Museum Bahari Terbakar, Benda Pemberian Belanda Hangus
"Seperti kayu 300 tahun lalu gimana? Sekarang tidak banyak. Terus nilai sejarah di dalam bangunan tersebut juga tak bisa dikembalikan," kata dia.
Meski demikian, Tinia menegaskan, kejadian di Museum Bahari merupakan musibah.
BACA JUGA: Sebelum Terbakar, Museum Bahari Sempat Direnovasi
Dengan kejadian itu, Tinia mengharapkan pengelola lebih waspada karena barang sejarah tidak akan tergantikan jika sudah hilang.
"Mudah-mudahan jadi pelajaran buat kami supaya lebih care lagi sama bangunan cagar budaya. Tentu penanganannya enggak bisa sama dengan bangunan baru," kata dia. (Tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Terpaku Lihat Museum Bahari Hancur Dilalap Api
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga