Musim Kemarau, Warga Belakangpadang Alami Krisis Air Bersih

Minggu, 21 April 2019 – 03:15 WIB
Dam Seiharapan. F. Dalil Harahap/Batam Pos

jpnn.com, BATAM - Musim kemarau dalam beberapa bulan belakangan membuat seluruh waduk atau dam di Kecamatan Belakangpadang kering. Kondisi ini membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih dan harus membeli dari luar pulau.

Faizal, warga Belakangpadang menuturkan kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Belum lagi, warga yang berlangganan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) juga tidak mendapatkan pasokan air karena kerusakan sistem pada pengolahan air laut menjadi tawar itu.

BACA JUGA: Dam Sei Harapan Menyusut Drastis, Warga Batam Bakal Kesulitan Air Bersih

"Sudah lama juga tak berfungsi. Mereka (petugas SWRO) bilang ada kerusakan makanya tidak bisa melayani air bersih warga," ujarnya, Jumat (19/4)

Dia mengatakan saat ini kondisi waduk yang ada di Kecamatan Belakangpadang juga kering. Kondisi ini membuat warga harus mencari air bersih di luar pulau.

BACA JUGA: Tak Ada Air untuk Siram Toilet, Venezuela Kembali Diguncang People Power

Camat Belakangpadang, Yudi Admaji mengakui kondisi cuaca yang kemarau membuat air di waduk mengering. Saat ini warga masih mengantre mengambil air dari waduk. "Ada yang antre ambil air. Sebagian membeli dari luar Batam juga," terangnya.

Informasinya, kata Yudi, SWRO sudah selesai diperbaiki, sehingga warga sudah bisa menikmati air bersih. "Sudah loading dua hari ini. Semoga bisa membantu masyarakat," tambahnya.

BACA JUGA: Disperkimtan Minta Adya Tirta Batam Segera Atasi Krisis Air di Rusunawa

Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Dian Efsa mengatakan selama enam bulan terakhir hujan tidak pernah turun sehingga berdampak terhadap debit air di waduk. "Ini kondisi alam. Musim kemarau ini membuat air di waduk kering," sebutnya.

Mengenai gangguan pasokan air dari SWRO, Dian mengatakan beberapa waktu lalu memang ada gangguan pada sistem pengoperasian SWRO. Karena bangunan belum diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintah Kota (Pemko) Batam, jadi tidak bisa memperbaiki.

"Dua hari ini mereka sudah datang setelah kami surati. Alhamdulillah air sudah mengalir meskipun digilir karena produksi air bersih belum maksimal karena pengoperasian manual," jelasnya.

Karena itu, sambungnya, warga diharapkan bersabar karena kurangnya pasokan air ini. Untuk kondisi waduk yang mengering, hingga saat ini pihaknya masih berusaha untuk memanfaatkan sisa-sisa air waduk.

"Setiap hari kami pompa dan kami olah. Pasokan yang tidak banyak inilah yang dimanfaatkan warga. Dan itu gratis karena warga harus mengambil sendiri dekat waduk," terangnya.

Menurutnya kondisi ini hampir terjadi di seluruh Batam. Seperti Dam Seiharapan yang sekarang juga telah melakukan rationing karena berkurangnya debit air.

"Di Batam saja seperti itu, apalagi kami kondisi waduknya yang kecil ini. Mudah-mudah yang sudah kami lakukan ini bisa sedikit membantu kebutuhan warga meskipun belum maksimal," tutupnya.(jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumlah Wilayah di Batam Krisis Air Bersih, Brimob Kerahkan Mobil Water Canon


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler