Dam Sei Harapan Menyusut Drastis, Warga Batam Bakal Kesulitan Air Bersih

Kamis, 11 April 2019 – 19:42 WIB
Dam Seiharapan. F. Dalil Harahap/Batam Pos

jpnn.com, BATAM - Dam Sei Harapan yang berada di kecamatan Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, mengalami penyusutan atau pendangkalan yang cukup parah.

Saking parahnya, Dam ini tak bisa lagi diharapkan mampu menyuplai air untuk warga Sekupang dalam sebulan ke depan. Terjadinya penyusutan ini karena disebabkan hujan jarang turun.

BACA JUGA: Limbah Sludge Oil Ancam Industri Pariwisata di Nongsa

"Nanti bukan warga Tanjunguncang saja yang akan sulit air. Warga Sekupang dan Tiban juga akan digilir. Curah hujan saja saat ini masih 125 milimeter, masih jauh dari target setahun karena hujan jarang turun," paparnya Presiden Direktur (Presdir) ATB, Benny Andrianto, Selasa (9/4) malam.

Untuk mengisi waduk-waduk di Batam hingga batas normal, butuh curah hujan setahun sekitar 2.000 milimeter. "Dan dalam tiga bulan harus dapat 10 persen. Tapi hujan tak kunjung turun," paparnya lagi.

BACA JUGA: Pendaftaran Pindah Memilih Ditutup, Ribuan Warga tidak Bisa Nyoblos di Batam

Makanya dia memperkirakan bahwa bulan depan, Sekupang akan mengalami kesulitan air. "Sebulan lagi di Dam Sei Harapan akan menyusut. Jadi sekarang mari berupaya hemat air. Karena Batam itu lebih boros dari Singapura dalam penggunaan air," ujarnya.

Mengenai penyurutan waduk, BP Batam merilis bahwa tingkat penyurutan di Dam Sei Harapan mencapai 184 centimeter pada 22 Maret lalu dari 126 centimeter pada awal Maret lalu.

BACA JUGA: Komplotan Pembobol Mesin ATM di Batam Dibekuk di Lampung

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pengelolaan Waduk BP Btam, Hadjad Widagdo mengatakan persoalan Dam Sei Harapan telah menjadi atensi dari Ketua Dewan Kawasan (DK), Darmin Nasution yang juga Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian.

Menurut Hadjad, Dam Sei Harapan mengalami kerusakan karena sejumlah faktor baik disebabkan karena alam maupun karena ulah manusia. Dari faktor alam selain karena hujan tak kunjung turun juga karena sedimentasi.

"Sedimentasi di Dam tersebut diperkirakan sudah mencapai 8.000 meter kubik," ucapnya.

Akibatnya tingkat elevasi di Dam tersebut sudah turun dibawah minus 2,7 meter. Padahal secara normal, batas pengambilan air dari waduk yakni minus lima meter.

Sayangnya meski kondisinya sudah sangat kritis, BP Batam masih menunggu dana dari Bank Dunia untuk memulai pengerukan di waduk tersebut. Dananya diperkirakan mencapai miliaran Rupiah.

Sedangkan dari faktor ulah manusia, BP Batam seakan tidak berdaya untuk mencegah aksi pembakaran hutan di sekitar waduk. Ditambah lagi banyaknya kegiatan ilegal lain seperti perkebunan liar, keramba jaring apung, pemasangan bubu dan kelong.

Untuk solusi jangka pendek, Menko Darmin sudah menginstruksikan agar BP Batam melakukan normalisasi. Sehingga BP Batam akan bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera IV, Kementerian PUPR, Dinas Kehutanan Provinsi Kepri dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk melaksanakan normalisasi di Dam Sei Harapan yang tengah kritis tersebut.(bp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Air untuk Siram Toilet, Venezuela Kembali Diguncang People Power


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler