Musim Paceklik, Panen Padi di Kotawaringin Melimpah

Senin, 18 Desember 2017 – 23:35 WIB
Panen padi. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, KOTAWARINGIN TIMUR - Musim peceklik 2017 ini, produksi padi di Kabupaten Kotawaringin Timur diklaim mampu menyediakan beras untuk memenuhi konsumsi masyarakat, sehingga pasokan beras cukup dan harga beras stabil.

Kepala Dinas Pertanian kabupaten Kotawaringin Timur, I Made Dikantara mengatakan, tanam padi pada September 2017 yang dipanen pada Desember 2017 ini mencapai 1.517 hektar dengan rata-rata produktivitas 4,4 t/ha. Dari panen periode ini diperoleh produksi sebanyak 6.674 ton gabah kering giling atau setara 4.218 ton beras.

BACA JUGA: Kebijakan Tanam 1 Juta Hektare Sudah Tepat

“Khusus di lokasi yang kami panen hari ini, luasnya sekitar 150 ha, dan melalui penerapan teknologi Jarwo Super Spesifik Lahan Pasang Surut yang mampu meningkatkan produktivitas padi dari 49,9 persen hingga 96,4 ton per hektar gabah kering panen. Ini tentu menambah lagi produksi padi di Kabupaten Kotawaringin Timur, dan menjamin persediaan beras aman,” demikian kata Made saat melakukan panen di Kota Besi, Kotawaringin Timur, Senin (18/12).

“Selama ini kebutuhan di daerah kami hanya 4.421 ton per bulan, artinya kebutuhan beras tercukupi malah terjadi surplus sebanyak 1.147 ton apa lagi dengan penerapan teknologi jarwo super,” imbuhnya.

BACA JUGA: Musim Paceklik, Panen Padi di Pandeglang Tetap Melimpah

Dia mengungkapkan, terjaminnya produksi padi di Kabupaten Kotawaringin Timur disebabkan karena Pemerintah Pusat dan Daerah benar-benar berupaya untuk terus menjamin bahkan meningkatkan produksi padi. Misalnya bantuan pompa air, traktor, alat tanam dan benih berkualitas, sehingga teknologi Jarwo Super ini dapat diaplikasikan dengan baik di wilayah yang merupakan lahan rawa pasang surut.

“Pendampingan yang dilakukan tim BPTP Kalimantan Tengah dan Penyuluh serta tim Koramil Kota Besi, sangat kami rasakan manfaat dan hasil yang diperoleh, sehingga model-model pendampingan seperti ini akan terus kami tingkatkan di wilayah kami, lebih-lebih ketika musim paceklik seperti periode saat ini. Sebelumnya ketika musim peceklik atau periode September-Januari, produktivitas kami hanya 3,5 ton per hektar, setelah ada dukungan program hasil panen kami lebih bagus, produktivitas bisa mencapai 5,2 ton per hektar,” tutur Made.

BACA JUGA: Kepala BPPSDMP Kementan Apresiasi Anak Muda Bertani

Berdasarkan data Kementan, luas tanam padi Nasional pada Juli-September 2017 mencapai 1,0-1,1 juta hektar per bulan, atau naik dua kali lipat dari tahun sebelum adanya program UPSUS yang hanya 500 rb hektar per bulan. Dari pertanaman tersebut maka total panen padi di bulan Desember 2017 seluas 1.1 juta hektar dengan hasil sekitar 6 juta ton GKG atau 3 juta ton beras. Produksi ini mampu memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional 2,6 juta ton atau surplus 0,4 juta ton.

Peningkatan luas tanam musim kering periode Juli-September naik dua kali lipat merupakan solusi permanen dari dampak Program UPSUS.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menyelesaikan rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier 3,4 juta hektar atau 113%, pembangunan 2.278 berbagai seumber air, seperti embung, dam parit, long storange.

Selain itu perluasan dan optimasi lahan 1.08 juta hektar, pengembangan lahan rawa 367 ribu hektar, mekanisasi dengan bantuan alsintan berupa traktor, pompa air, rice transplanter, combine harvester 284.436 unit naik 2.175 % dari tahun 2014. Bantuan benih ,mencapai 12.1 juta hektar, pupuk bersubsidi27,64 juta ton dn asuransi usahatani padi 1,2 juta hektar. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerdas! Petani Kombo Manfaatkan Sungai Jadi Sumber Irigasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler