Islamic Council of Victoria (ICV) telah memperingatkan adanya upaya mengkambinghitamkan komunitas Muslim di Melbourne dengan terjadinya peningkatkan penularan virus corona.
Wakil ketua ICV Adel Salman kepada ABC menyebutkan adanya laporan sejumlah media yang menggiring opini seakan-akan komunitas Muslim tidak bertanggung jawab dan menjadi penyebab naiknya angka penularan corona di Melbourne, meski artikel tersebut tidak secara eksplisit menyebut Muslim.
BACA JUGA: Indonesia 10 Besar Positif COVID-19 di Asia, Apa yang Salah Selama Ini?
"Ada semacam nada dan sindiran dalam beberapa laporan yang akan membuat pembaca atau konsumen media berpikir, 'Orang-orang Muslim tidak bertanggung jawab dan orang-orang Muslim membuat kita berada dalam bahaya,'" ujar Adel kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
Meskipun kasus corona berdampak langsung terhadap komunitas Muslim di Melbourne saat ini, Adel mengatakan tidak berarti angkanya banyak dibandingkan komunitas lainnya.
BACA JUGA: Peringatan dari Gugus Tugas untuk Seluruh Rakyat Indonesia, Jangan Sepelekan
Dilaporkan sekolah 'Al Taqwa College' menjadi klaster terbesar di negara bagian Victoria dengan 144 kasus corona saat ini dan sebelumnya ada laporan yang mengaitkan klaster lainnya dengan perayaan Idul Fitri akhir Mei lalu. External Link: Bachar Houli mother tests positive
BACA JUGA: Bantu Pemerintah Atasi COVID-19, Bank BJB Serahkan Paket Bantuan ke BNPB
Senin malam, Bachar Houli, pemain footy ternama di Australia dari klab Richmond menyampaikan pesan video di Instagram agar komunitas Muslim "mengubah cara pikir" soal virus corona dan mau melakukan tes.
Pernyataan itu ia sampaikan setelah mengumumkan jika ibunya kini dalam perawatan intensif karena tertular virus corona.
"Saya meminta kalian, demi Allah, untuk mau dites. Jika ada gejala ataupun tidak, kerjakan apa yang bisa kita lakukan," ujarnya dalam video tersebut
"Saya harap kalian bisa mengubah cara pikir soal COVID-19. Kenyataannya virus ini ada di luar sana. Saya mengalaminya sendiri saat ini dengan keluarga saya."
Bekim Hasani, kepala urusan syariah dari Islamic Co-ordinating Council of Victoria (ICCV) mengatakan ia dan imam lainnya sudah pernah menyampaikan pesan yang sama sejak awal pandemi.
Bulan lalu, Bekim terlibat dalam membantu komunitas Muslim yang tinggal di sebelah utara kota Melbourne untuk melakukan tes. Photo: Bekim Hasani pernah ikut membantu komunitas Muslim di kawasan Broadmeadows untuk mau di tes. (AAP: David Crosling)
Bekim mengaku memang ada sejumlah warga, termasuk Muslim, yang menolak untuk dites dan merasa jika virus corona adalah ancaman yang serius.
"Ada sejumlah warga Muslim di luar sana yang menganggap pandemi ini tidaklah benar," kata Bekim yang juga imam untuk komunitas Albania di Melbourne.
Menurutnya ada sejumlah alasan mengapa mereka tidak mau dites, termasuk terpengaruh oleh informasi yang salah dan teori konspirasi yang banyak beredar di jejaring sosial. Baca juga: Pasang surut bisnis milik warga Indonesia di Melbourne di tengah 'lockdown' kedua Kabar warga Indonesia di Victoria ketika penularan virus corona kembali meningkat Warga Melbourne kini disarankan menggunakan masker
Adel Salam dari ICV mengaku ada perbedaan pandangan soal virus corona di kalangan Muslim, tapi itu pun terjadi di komunitas lainnya.
"Tidak ada bedanya dengan komunitas lain, komunitas etnis lain, termasuk di kalangan warga Australia secara umum," ujarnya.
Menurutnya pesan dari Bachar adalah penting bagi Muslim yang memiliki pandangan lain soal virus corona dan bisa mendorong mereka untuk mulai mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan, seperti dites virus corona.
"Karena ia dihormati di kalangan umat Islam di Melbourne … kata-katanya bisa lebih didengar dibandingkan orang lain." 'Minoritas mudah dikambinghitamkan' Photo: Sekolah Al Taqwa di kawasan Truganina menjadi klaster virus corona terbesar di Victoria saat ini. (ABC News: Gemma Hall)
Awal bulan Juli, ICV juga mengeluarkan pernyataan meminta agar media membuat laporan yang lebih berimbang soal pandemi virus corona.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah ada laporan yang mecoba mengaitkan peningkatan penularan virus corona dengan perayaan Idul Fitri, meski tidak ada buktii yang kuat.
"Di saat sulit seperti ini, orang-orang mencari kambing hitam, dan sangat mudah bagi kelompok minoritas, seperti warga Muslim, untuk dikambinghitamkan. Inilah yang terjadi," kata Adel. Kabar warga Indonesia di Victoria
Ada banyak warga Indonesia yang tinggal di kawasan 'hostpot' penularan virus corona di Australia.
Orang Islam memiliki ajaran untuk menyerahkan semua urusan kepada Tuhan, tetapi sebagai imam, Bekim mengingatkan hal itu dilakukan setelah manusia sendiri berusaha.
"Setelah kita mengikuti aturan pemerintah dan otoritas kesehatan, kita cuci tangan, pakai masker, baru kemudian serahkan kepada Allah," ujarnya.
Menurutnya membuat orang lain berisiko tertular malah bisa menjadi dosa besar, karena ada ayat Al-Quran yang menyebutkan membunuh orang tak bersalah sama seperti membunuh seluruh umat manusia.
"Dengan menolak dites dan tidak mengikuti anjuran kesehatan, seseorang bisa menulari orang lain dan membuat orang meninggal"
"Maka orang itu akan mencatat dosa besar," tegasnya. Baca juga artikel terkait: Angka kematian di Indonesia sudah lebih dari 10 ribu jika dihitung berdasarkan pedoman WHO Pemerintah Indonesia dianggap menggunakan pendekatan militeristik dalam menangani virus corona Alasan tingginya kematian tenaga kesehatan di Indonesia di tengah pandemi virus corona
ICV mengatakan akan terus menyampaikan pesan kesehatan kepada komunitas Muslim dan bekerjasama dengan komunitas dari budaya dan agama lain untuk saling mendukung.
"Pandemi virus corona tidak akan hubungannya dengan agama, ras, atau kelompok komunitas tertentu. Masalah ini mempengaruhi kita secara setara," kata Adel.
Berita dalam bahasa Inggris bisa dibaca di sini.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Dorong Digitalisasi Pasar Rakyat