jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, Indonesia memiliki kelebihan dibandingkan negara lain dalam hal berdemokrasi melalui musyawarah mufakat
“Dengan musyawarah dan mufakat itu, toleransi di Indonesia menjadi kekuatan yang luar biasa. Ini harus dijaga seluruh masyarakat Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya kemajuan teknologi informasi,” ujar Hendri, Jumat (6/4).
BACA JUGA: Paling Sedikit Gaduh jika Ahok Comeback
Dia mengakui,semangat musyawarah mufakat akhir-akhir ini agak menurun.
Hal itu terjadi seiring dengan perkembangan zaman yang serbainstan dan digital. Akibatnya, media untuk melakukan musyawarah mufakat bergeser.
BACA JUGA: 2019 Ganti Presiden Sangat Mungkin Terealisasi
Namun, Hendri menegaskan, esensi musyawarah mufakat sudah sangat melekat dengan bangsa Indonesia.
“Musyawarah mufakat yang merupakan sila keempat dari Pancasila seperti menjadi napas bagi bangsa ini. Artinya, musyawarah mufakat itu adalah salah satu kekuatan bangsa Indonesia untuk menjaga NKRI dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya,” imbuh pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) itu.
BACA JUGA: Sangat Mungkin PDIP Tak Usung Jokowi di Pilpres 2019
Hendri menambahkan, iklim demokrasi di Indonesia masih menuju ke arah dewasa.
Dia yakin bila demokrasi Indonesia sudah matang dan dewasa, masalah musyawarah mufakat sudah otomatis di masyarakat dan tidak perlu dibicarakan lagi.
“Artinya, kita sudah sama-sama mengerti bahwa demokrasi, ya, begini ini dan telah sesuai dengan garis-garis yang diinginkan para pendiri kita. Makanya, musyawarah dan mufakat itu menjadi penting,” tegas Hendri. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Tak Akan Mau Jadi Cawapres Jokowi Kecuali Kepepet
Redaktur & Reporter : Ragil