Muzani Beber Tekad Presiden Prabowo Hapus Kemiskinan, Ada Kata Sungguh-Sungguh

Kamis, 12 Desember 2024 – 09:13 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani saat berbicara dalam acara Rapat Konsolidasi Asosiasi Peternak & Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) di Yogyakarta, Rabu (11/12) malam. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, YOGYAKARTA - Ketua MPR Ahmad Muzani mengungkapkan Prabowo Subianto akan menggunakan semaksimal mungkin jabatannya sebagai Presiden RI selama lima tahun untuk menghapus kemiskinan di Indonesia.

"Itu memang sudah menjadi tekad beliau untuk menghapus kemiskinan dengan sungguh-sungguh," ungkap Ahmad Muzani dalam acara Rapat Konsolidasi Asosiasi Peternak & Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) di Yogyakarta, Rabu (11/12) malam.

BACA JUGA: Ahmad Muzani Ungkap Hasil Pertemuan dengan Sultan HB X

Adapun sumber kemiskinan yang bisa dihapus menurut Prabowo, kata Muzani yang juga Ketua Dewan Pembina APPSI, yakni pertanian, peternakan, dan perikanan atau nelayan.

Di bidang pertanian, Prabowo total sungguh-sungguh melakukan upaya membantu petani, salah satunya dengan mencetak lahan sawah baru.

BACA JUGA: Kemendagri-Kemenkeu Bersinergi Dorong Penurunan Stunting dan Kemiskinan

Pencetakan sawah baru di satu sisi menciptakan lapangan kerja, di sisi yang lain menciptakan sumber pangan baru sehingga tidak kekurangan beras.

"Efek jangka panjangnya, kita tidak lagi impor beras. Hal itu, membuat devisa negara bisa dihemat," jelasnya.

BACA JUGA: Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan

Selanjutnya, Prabowo juga akan menambah anggaran untuk pupuk.

Sebab, ketika pupuk tersedia dan terjangkau, petani akan lebih semangat lagi menanam.

"Terbukti produk pertanian melimpah sekarang ini. Menurut pembicaraan saya dengan Menteri Pertanian, Kepala Bulog dan Menteri Koordinator Bidang Pangan, belum pernah ada dalam sejarah stok pangan melimpah seperti sekarang ini," ujar politikus Partai Gerindra ini.

Diutarakan Muzani, itu sebabnya tahun 2025 sepertinya Indonesia tidak perlu mengimpor beras.

"Kalau itu betul, kita akan menghemat devisa besar sekali dan itu adalah salah satu langkah untuk menghapus kemiskinan. Termasuk langkah untuk mendatangkan sapi perah. Mengapa? Sebab, produksi susu kita sekarang ini kurang lebih 22 persen saja dari total konsumsi susu nasional. berarti ada hampir 80 persen yang harus diimpor," imbuhnya.

Ahmad Muzani menjelaskan kalau nanti kewajiban minum susu nasional diharuskan, kebutuhan konsumsi susu nasional akan naik.

Produksi susu yang awalnya 22 persen akan menjadi 8 persen dari total kebutuhan konsumsi susu nasional.

"Untuk mengatasi ini, pemerintah berencana untuk impor sapi perah dari Australia dan Brazil. Yang harus dijaga betul adalah, jangan sampai sapi-sapi impor ini jatuh ke industriawan dan pedagang besar atau pelaku usaha besar tetapi semestinya ke pelaku usaha kecil. Itu satu cara lainnya, untuk meningkatkan penghasilan menghilangkan kemiskinan," tandasnya. (mrk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler