jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan Merdeka Belajar bertujuan untuk memerdekakan pembelajaran anak-anak Indonesia.
Selama ini, kata Nadiem, pembelajaran terlalu berorientasi pada hafalan dan kurikulum mulai tertinggal dari kemajuan abad 21.
BACA JUGA: Program Merdeka Belajar Menggema di Prancis, Makin Populer
“Kami juga memerdekakan guru-guru dari beban administratif yang berlebihan, terbatasnya kesempatan pengembangan diri, dan dari kurikulum yang terlalu rinci, yang menghalangi kreativitas dan talenta guru," kata Nadiem dalam pertemuan tahunan ke-47 Asia-Pacific for Economic Cooperation (APEC) Human Resources Development Working Group (HRDWG) pada 9-12 Mei 2022 di Bangkok, Thailand.
Salah satu inisiatif kebijakan Merdeka Belajar adalah Kurikulum Merdeka. Implementasi Kurikulum Merdeka juga didukung dengan hadirnya Platform Merdeka Mengajar yang dapat membantu guru memahami, mengembangkan diri, dan berbagi pengalaman Kurikulum Merdeka.
BACA JUGA: Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Bisa jadi Terobosan Pendidikan yang Layak
Guru-guru di Indonesia, lanjut Nadiem, sekarang memiliki otonomi lebih dalam mengatur pembelajaran di ruang kelas yang mendukung capaian pembelajaran muridnya masing-masing.
Dia menyebut guru yang paling memahami bagaimana murid-murid mereka.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Nadiem Makarim soal Seleksi PPPK Guru, Bikin Lega Honorer
"Selain itu, murid diberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berfokus pada kemampuan esensial untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan sukses menjalani kehidupan di abad 21 ini,” tutur Nadiem Makarim.
Nadiem mengatakan, dirinya percaya bahwa pendidikan yang memerdekakan adalah cara untuk memulihkan pembelajaran dan juga reimagine pendidikan yang kuat dan membebaskan potensi sejati guru dan siswa. Inilah cara untuk merebut kembali impian akan masa depan lebih baik dan sejahtera.
Sementara, Menteri Pendidikan Thailand, Treenuch Thienthong ketika mengawali pembukaan forum, menegaskan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, pendidikan yang memerdekakan yang membantu mengembangkan kemampuan esensial. Seperti, kemampuan untuk belajar kritis dan inovatif, intra dan interpersonal, kewarganegaraan global, literasi media dan informasi menjadi kunci sukses di dalam menjalani abad 21.
“Kami ingin membangun masyarakat APEC menjadi warga negara pintar (smart citizens), yang berperan sebagai kunci dan motor penggerak pembangunan APEC,” urai Treenuc.
APEC melaksanakan pengembangan sumber daya melalui tiga jaringan kuncinya, yakni Capacity Building Network_ (CBN), Education Network_ (EDNET), dan Labour and Social Protection Networks (LSPN). (esy/jpnn)
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Mesyia Muhammad