Nafsu Berkuasa Tinggi tak Diimbangi Kemampuan Kelola Parpol

Senin, 23 Juni 2014 – 19:32 WIB
Siti Zuhro. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai belum satu pun di antara partai politik (parpol) di Indonesia yang bisa dijadikan contoh sebagai rumah dan pilar demokrasi.

Menurut Siti, parpol hanya menjadi institusi berkumpulnya orang-orang yang syahwat kekuasaannya lebih tinggi ketimbang kemampuannya mengelola parpol.

BACA JUGA: Bawaslu DKI Dinilai Lelet

"Sudah 15 tahun reformasi berjalan. Partai politik yang semula diharapkan bisa jadi rumah dan pilar demokrasi belum juga ada tanda-tandanya. Partai politik diisi oleh orang-orang yang terlalu kuat syahwat kekuasaannya," kata Siti Zuhro, di komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (23/6).

Menurut Siti, untuk percepatan agar parpol bisa menjadi rumah dan pilar demokrasi dapat dimulai dengan mengubah cara pandang terhadap jabatan ketua umum partai yang serba menentukan, menjadi seorang manajer organisasi.

BACA JUGA: Politisi Golkar Nilai Jokowi Pantas jadi Panglima Tertinggi RI

"Karena ketua umum partai politik tidak dalam kapasitas seorang manajer, maka elit parpol jadi feodalistik, membangun dinasti dan uang yang jadi penentu," ungkapnya.

Dia juga menyebut ketua umum partai yang merangka jabatan di pemerintahan seperti presiden atau menteri, telah ikut andil dalammereduksi para profesional di bidangnya. Pasalnya, menurut Siti, para profesional telah dirayu untuk masuk parpol.

BACA JUGA: Sudutkan Jokowi-JK, Puluhan Tabloid Obor Rakyat Dibakar

"Dalam banyak kasus, yang menggoda para profesional itu malah presiden. Pertanyaan kita, kapan mereka itu bisa bekerja optimal karena diharuskan pula ikut kegiatan parpol?" ungkapnya. (fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung Jokowi karena Diyakini Mampu Ungkap Kasus Marsinah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler