jpnn.com, LONDON - Pemerintah Rusia berusaha mencari kambing hitam. Mereka menuduh negara-negara lain sebagai sumber Novichok, racun saraf yang diduga dipakai untuk menyerang Sergei Skripal dan putrinya, Yulia.
Duta Besar Rusia untuk Uni Eropa (UE) Vladimir Chizhov malah mengindikasikan bahwa racun itu berasal dari salah satu laboratorium penelitian milik pemerintah Inggris, Porton Down.
BACA JUGA: Drama Agen Ganda Inggris-Rusia
Saat diwawancarai dalam acara The Andrew Marr Show, Chizhov menyatakan, dibutuhkan sampel untuk menentukan jenis racun. Sampel tersebut bisa didapatkan di beberapa laboratorium.
”Seperti yang kita tahu, Porton Down adalah fasilitas militer terbesar di Inggris dan mereka telah berkutat dengan penelitian senjata kimia. Jarak lab itu hanya 12,8 kilometer dari Salisbury,” ujar Chizhov saat ditanya tentang bagaimana racun Novichok bisa sampai di Salisbury, tempat Skripal dan putrinya tak sadarkan diri Minggu (4/3).
BACA JUGA: Get Out!! Inggris Usir 23 Diplomat Rusia
Namun, ketika didesak apakah dia menuding Porton Down sebagai dalang di balik kasus tersebut, Chizhov memilih tidak menjawab langsung.
Dia mengakui bahwa Skripal memang dianggap sebagai pengkhianat. Namun, Rusia tidak memiliki kaitan dengan serangan terhadap mantan agen ganda tersebut.
BACA JUGA: Ya Ampun... Bu Guru Privat Tepergok Gauli Murid Sendiri
Dia juga mengklaim bahwa Negeri Beruang Merah itu tidak memiliki simpanan racun mematikan.
Porton Down memang yang mengidentifikasi bahwa Novichok adalah zat untuk menyikat Skripal. Berdasar paparan Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May kepada anggota parlemen, Novichok adalah racun saraf yang digunakan di militer. Racun itu dikembangkan di Uni Soviet sebelum wilayah tersebut terpecah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan, hari ini (19/3) Organization for the Prohibition of Chemical Weapons akan datang ke Inggris untuk menguji racun tersebut.
Pada hari yang sama, Menlu negara-negara UE akan bertemu dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg di Brussel untuk membahas ketegangan hubungan dengan Rusia.
Inggris juga akan mengambil langkah lanjutan beberapa hari ke depan untuk menyikapi tindakan Rusia. Baik soal racun maupun pengusiran diplomat.
Johnson menyatakan bahwa Inggris memiliki bukti bahwa selama sepuluh tahun belakangan ini Rusia menyimpan Novichok.
Sebelum menuding Inggris sebagai negara yang memiliki stok Novichok, Rusia lebih dahulu mengarahkan telunjuknya kepada Republik Ceko, Slovakia, Swedia, dan Amerika Serikat (AS).
Juru Bicara Rusia Maria Zakharova Sabtu (17/3) menyatakan bahwa banyak ilmuwan Uni Soviet yang tinggal di negara-negara Barat. Para ilmuwan itu membawa serta teknologi pembuatan racun yang mereka kerjakan.
Rusia sudah menghentikan pembuatan senjata kimia sejak 1992 dan tahun lalu sudah memusnahkan seluruh stok yang mereka miliki.
Zakharova juga menuding Inggris sengaja mencari perkara gara-gara perkembangan perang Syria. Presiden Syria Bashar Al Assad yang didukung Rusia terus melebarkan kekuasaan.
Negara-negara yang dituding Zakharova itu tentu saja langsung berang. Dilansir Associated Press, Menteri Luar Negeri Republik Ceko Martin Stropnicky menyebut klaim tersebut tidak berdasar. Dia menambahkan bahwa yang dilakukan Rusia merupakan cara klasik untuk memanipulasi informasi di ranah publik.
Hal senada diungkapkan Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom. Bukannya menuding negara lain, Wallstrom meminta Rusia menjawab pertanyaan-pertanyaan Inggris. (sha/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Pangeran Mohammed, Warga Inggris Gelar Demonstrasi
Redaktur & Reporter : Adil