Nama Dicatut Oknum Tak Bertanggung Jawab, Devi Ika Indriarti Lapor Polisi

Kamis, 04 Agustus 2022 – 07:38 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Tarakan Devi Ika Indarti. ANTARA/Susylo Asmalyah.

jpnn.com, TARAKAN - Kepala Dinas Kesehatan Tarakan Devi Ika Indriarti melaporkan dugaan pencatutan namanya oleh oknum tak bertanggung jawab ke Polres Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). 

Devi mengatakan pelaku menggunakan foto dirinya dan menghubungi staf di Dinas Kesehatan Tarakan. 

BACA JUGA: Ali Mochtar Ngabalin Bakal Lapor ke Polda Metro Perihal Pencatutan Namanya

"Modus pelaku ini menggunakan foto saya dan menghubungi salah satu staf di Dinkes Tarakan," kata Devi di Polres Tarakan, Rabu (3/8). 

Menurut dia, ada dua staf di kantor Dinkes Tarakan yang dihubungi oleh oknum tidak bertanggung jawab tersebut. 

BACA JUGA: Soal Nama Dicatut Minta Sumbangan, Ali Mochtar Ngabalin: Ini Hadiah Bulan Suci Ramadan

“Kemudian, staf tersebut bertanya kepada saya, dikira nomor saya ganti,” ungkapnya. 

Devi lalu menyampaikan kepada staf Dinkes Tarakan agar tidak menanggapi pelaku. 

BACA JUGA: Selain Raffi Ahmad, Medina Zein Juga Catut Nama Ria Ricis?

“Sudah saya sampaikan tidak usah ditanggapi. Jadi, pelaku tidak sempat juga minta uang,” kata Devi. 

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tarakan Iptu Muhammad Aldi mengatakan bahwa pencatutan nama ini sangat rawan menimpa pejabat.  

Dia menjelaskan bahwa rata-rata laporan yang diterima polisi, oknum meminta sejumlah uang dan mengaku-ngaku kenal dengan korban.

“Biasanya, korban mudah tertipu karena pelaku seolah-olah merupakan pejabat atau kenal dengan pejabat. (Pelaku) memanfaatkan foto pejabat yang dikenal untuk mengelabui korban,” tuturnya. 

Dia mengimbau apabila menemukan modus seperti ini, harus segera mengonfirmasi terlebih dahulu kepada pejabat yang bersangkutan sehingga tidak terjadi kerugian. 

Aldi menceritakan terdapat laporan yang diterimanya, yang mana korban tidak mengonfirmasi lagi kepada pejabat yang bersangkutan. 

Berdasar keterangan, kata dia, korban tidak mengonfirmasi kepada si pejabat tersebut atau orang yang bekerja di instansi pejabat ini sehingga pelaku dengan mudah menipu korbannya. 

“Akibatnya, korban mengikuti apa yang diminta pelaku, mulai dari mengirimkan pulsa hingga uang,” katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler