Soal Nama Dicatut Minta Sumbangan, Ali Mochtar Ngabalin: Ini Hadiah Bulan Suci Ramadan

Kamis, 07 April 2022 – 21:30 WIB
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin melambaikan tangan saat tiba di Bareskrim Polri, Kamis (7/4). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menilai pencatutan namanya dalam surat permintaan sumbangan merupakan hadiah di bulan suci Ramadan.

Dalam surat itu, Ngabalin dicatut namanya meminta sumbangan Rp 800 juta kepada Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis.

BACA JUGA: Seusai Melaporkan Pelaku Fitnah, Ngabalin Mengucap Hamdalah, Hadiah di Bulan Ramadan

Hal itu diungkap Ali Mochtar Ngabalin saat melakukan pelaporan di Bareskrim Polri pada Kamis (7/4).

"Ini hadiah bulan suci Ramadan," kata Ngabalin.

BACA JUGA: Soal Surat Permintaan Sumbangan Rp 800 Juta, Ngabalin Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Pria kelahiran 25 Desember 1968 itu mengatakan pencatutan namannya, lembaga, dan stempel KSP dinilai sebagai bentuk kejahatan yang mencederai harkat dan martabatnya.

"Ini satu kejahatan yang cederai harkat, martabat saya," ujar Ngabalin.

BACA JUGA: Sembari Menahan Tangis, Ngabalin Merasa Keluarganya Terganggu

Pria kelahiran Fakfak itu percaya polisi bisa mengungkap aktor di balik pemalsuan surat tersebut.

"Saya percaya polisi bisa mengambil kerja-kerja yang sangat profesional dan mengungkap apa di balik ini semua," ujar Ngabalin.

Adapun dalam surat itu tercantum nama Dian Cahyani disertai nomor ponsel lengkap. Ngabalin mengaku tidak mengetahui Dian sama sekali.

"Kami belum tahu, saya juga belum telepon. Insyaalah polisi bisa tahu, kami yakin," ujar Ngabalin.

Dalam laporannya, Ngabalin turut membawa sejumlah surat, salah satunya terkait pencatutan namanya perihal permintaan sumbangan.

Adapun pada surat itu tertera nama Ngabalain yang ditandatangani menggunakan huruf Arab. (cr3/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perempuan Bernama Dian Cahyani Membuat Ali Ngabalin Geram, Siapa Dia?


Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler