Penjelasan Kombes Leo setelah Namanya Viral Gegara Instruksi Tembak Demonstran

Senin, 15 Maret 2021 – 07:00 WIB
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata (tengah) di Polresta Malang Kota, Jawa Timur, Rabu (19/2/2020). Foto: ANTARA/Vicki F

jpnn.com, MALANG - Video tentang Kapolresta Malang Kota Kombes Leonardus Simarmata mengancan demonstran beredar di beberapa platform media sosial.

Dalam video berdurasi 23 detik tersebut Kombes Leonardus menginstruksikan anak buahnya menembak pedemo yang beraksi di depan Mapolresta Malang Kota.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Moeldoko dan Masa Kelam ala Orde Baru, TNI-Polri Dikerahkan, Waspada Rekening Dikuras

Menanggapi video viral itu, Leo menyatakan bahwa sejumlah mahasiswa Papua memang mendatangi Mapolresta Malang Kota pada 10 Maret.

Kedatangan para mahasiswa Papua tersebut bertujuan menjemput salah satu rekan mereka, Harry Loho.

BACA JUGA: Veronica Koman Unggah Video Kapolres Malang Ancam Tembak Mahasiswa Papua, Ini Reaksi Polda Jatim

Polisi menahan Harry yang merusak mobil dalmas kepolisian saat aksi International Women March pada 8 Maret 2021.

Para mahasiswa tersebut kemudian menggelar aksi solidaritas untuk Harry Loho yang sedang ditahan. Harry Loho kemudian dibebaskan dengan alasan restoratif justice, pada hari yang sama, 10 Maret 2021. 

BACA JUGA: Keluarkan Instruksi Tembak Demonstran, Kapolresta Malang Dilaporkan ke Propram Polri

Kombes Leonardus Simarmata menegaskan instruksi penembakan yang dilontarkannya tersebut sudah sesuai dengan prosedur Pengaman Markas (Pamarkas).

Saat itu, kata Leo, sejumlah demonstran datang pada malam hari. Di lokasi, mereka memaksa masuk ke Mapolresta Malang Kota.

“Kami ada SOP Pamarkas, itu ada. Kalau ada yang mencoba merusak markas. Maka kami lakukan tindakan tegas itu (tembak) tadi,” tegas Kombes Leo.

Dia menambahkan video yang beredar di media sosial, telah mengalami pemotongan adegan dan tidak lengkap. Bagian mahasiwa yang memaksa masuk, tak terlihat dalam video tersebut.

“Mereka memaksa masuk, itu yang terjadi. Jadi itu video dipotong sama mereka. Karena mereka memaksa masuk, saya katakan tidak boleh masuk. Kalau masuk ada aturannya,” katanya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Malang Fhen Suhuniap mengakui datang ke Mapolresta Malang Kota dalam rangka aksi solidaritas untuk rekan mereka yang ditahan.

Mereka berencana menginap di halaman depan Mapolresta Malang Kota, sampai rekan mereka yang ditahan dibebaskan tetapi tidak diizinkan polisi. (ngopibareng/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler