Nana Sudjana Berkomitmen Menuntaskan Dampak Krisis Iklim di Jateng

Selasa, 25 Juni 2024 – 19:32 WIB
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana menanam pohon saat peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Provinsi Jateng di Kebun Raya Baturraden, Kabupaten Banyumas, Selasa (25/6). Foto: Humas Pemprov Jateng

jpnn.com, BANYUMAS - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana berkomitmen menuntaskan dampak krisis iklim dan masalah lingkungan hidup di provinsinya.

Komitmen itu disampaikan Nana saat menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Provinsi Jateng di Kebun Raya Baturraden, Kabupaten Banyumas, Selasa (25/6).

BACA JUGA: Nana Sudjana: Harganas jadi Momentum Percepatan Penurunan Stunting di Jateng

"Pemprov Jateng berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah penyelesaian krisis iklim dengan cara-cara inovatif dan mengedepankan prinsip keadilan," kata Nana.

Terlebih selama periode Januari - pertengahan Juni 2024, sudah terjadi 192 kasus bencana hidrometeorologi di Jateng.

BACA JUGA: Cara SYL Beri Rp 1,3 Miliar kepada Firli Bahuri, Ada Peran Kombes Irwan Anwar

Hal itu disebut Nana sebagai dampak dari perubahan iklim global dan cuaca ekstrem yang terjadi.

Dia lantas menyampaikan sejumlah upaya yang akan dilakukan, antara lain melakukan reboisasi pada hutan dan lahan kritis di wilayahnya.

BACA JUGA: Puan soal Pilkada Jateng 2024, PDIP Bisa Usung Pacul dan Mungkin Dukung Ahmad Luthfi

Selain itu, Pemprov Jateng juga menjalankan program pencegahan deforestasi, dan perlindungan kawasan yang memiliki ekosistem yang dianggap penting.

Nana mengatakan Kebun Raya Baturraden adalah salah satu contoh kawasan hutan dan ekosistem alam yang masih terjaga. Pohon-pohon besar masih banyak tumbuh sehingga serapan dan penahan air hujan masih bagus.

Menurut dia, pelestarian lingkungan di daerah hulu seperti di pegunungan dan perbukitan memang harus dilakukan. Selain itu, diimbangi dengan pelestarian daerah hilir seperti penguatan tanggul, penanganan sedimentasi sungai, dan merawat saluran air.

Upaya mengatasi dampak perubahan iklim juga dilakukan di wilayah pesisir yang terdampak rob. Misalnya, di Kota Semarang, dengan pembuatan tanggul yang kini sudah jadi sekitar 3,5 km.

"Kami terus koordinasi dengan pemerintah pusat, dalam hal ini PUPR yang sudah membuat tanggul-tanggul untuk menahan atau untuk menanggulangi rob, khususnya di Semarang," tuturnya.

Langkah lainnya adalah membuat sumur resapan dan kegiatan konservasi. Harapannya, hutan dan lingkungan tetap terjaga dengan baik.

"Kami juga minta masyarakat untuk terus menanam pohon di sekitar lingkungan. Nanti akan dibimbing oleh dinas lingkungan hidup provinsi maupun kabupaten/kota," ujarnya.

Nana mengatakan bahwa secara umum kondisi lingkungan di Jateng masih baik. Hanya saja harus benar-benar diperhatikan dan diwaspadai. Sebab, ada oknum melakukan kegiatan yang berdampak pada kerusakan lingkungan.

Olah karenanya, dia akan terus kolaborasi dan koordinasi antara Pemda, TNI-Polri, pegiat lingkungan, maupun masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan. (*/jpnn.com)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : M. Fathra Nazrul Islam, M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler