jpnn.com - Prancis menundukkan Jerman dalam duel Rabu (16/6) dini hari yang mempertontonkan superioritas dua kekuatan besar Eropa itu.
Prancis hanya unggul tipis 1-0, tetapi sudah cukup menunjukkan bahwa Prancis mempunyai kekuatan yang cukup meyakinkan sebagai salah satu kandidat juara paling serius.
BACA JUGA: Ronaldo Cetak Brace, Portugal Perkasa di Budapest
Persaingan Prancis dengan Jerman adalah persaingan dua kekuatan besar Eropa masa lalu. Dua negara itu memberikan kontribusi besar dalam sejarah Eropa dan dunia.
Dua negara itu pula yang sangat berambisi menjadi kampiun Eropa, menyatukan Benua Biru di dalam satu kemaharajaan besar.
BACA JUGA: Mats Hummels Bunuh Diri, Prancis Pecundangi Jerman
Dari Prancis pernah lahir seorang Napoleon Bonaparte Sang Kaisar Pertama yang mengobarkan Perang Revolusioner selama sepuluh tahun sejak 1804 sampai 1814.
Ia mengubrak-abrik seluruh daratan Eropa dan bahkan menyerbu Rusia dan sangat berambisi menguasai wilayah itu.
BACA JUGA: Spanyol
Dari Jerman lahir Adolf Hitler yang juga mengobarkan Perang Eropa setelah menjadi kanselir Jerman pada 1933.
Hitler berjuluk Fuhrer, Sang Pemimpin, yang juga berambisi menguasai Eropa dan menjadikannya sebagai kemaharajaan di bawah kepemimpinannya.
Hitler memerintah dengan ideologi fasisme yang otoriter dan partai Nazi yang dipimpinnya mempunyai ideologi yang meyakini bahwa Bangsa Arya Jerman adalah bangsa paling unggul di dunia. Karena itu Bangsa Arya harus menjadi penguasa dunia.
Dengan menguasai Eropa bangsa Jerman akan menjadi penguasa dunia. Hitler sangat diskriminatif terhadap terhadap kalangan minoritas Yahudi, gipsi, dan homoseksual.
Dia kemudian melakukan pembersihan yang tidak kenal ampun terhadap bangsa Yahudi dengan mengumpulkan mereka di kamp-kamp konsentrasi dan memasukkan mereka ke kamar-kamar gas beracun.
Pembantaian masal ini dikenal sebagai "holokaus" yang diklaim telah menewaskan jutaan orang Yahudi.
Ada yang menyebut jutaan orang Yahudi menjadi korban holokaus. Ada yang menyebut ratusan ribu. Kekejaman Hitler yang memuja keunggulan ras Arya berakhir pada 1945 dan Hitler meninggal dunia dengan bunuh diri menembak kepalanya sendiri.
Di masa kekuasaannya, Napoleon memiliki pengaruh yang besar terhadap persoalan-persoalan Eropa selama lebih dari satu dasawarsa ketika memimpin Prancis melawan koalisi dalam perang-perang Napoleonis.
Dia memenangi kebanyakan dari perang-perang ini dan hampir semua pertempuran-pertempurannya, dengan cepat memperoleh kendali Eropa kontinental sebelum kekalahan terakhirnya pada 1815.
Karena merupakan salah seorang panglima terhebat dalam sejarah, kampanye-kampanyenya dipelajari di sekolah-sekolah militer di seluruh dunia dan ia tetap salah satu tokoh politik yang paling terkenal dan memicu perdebatan dalam sejarah Barat.
Dalam persoalan-persoalan sipil, Napoleon mempunyai pengaruh yang besar dan lama dengan membawa pembaruan liberal ke negara-negara yang dia taklukkan, terutama di Swiss, Italia, sampai ke Jerman. Sistem hukum yang diperkenalkan Napoleon diterapkan hampir di seluruh dunia sampai sekarang.
Napoleon meninggal pada 1812 di pengasingannya di Pulau St Helena di dekat Samudera Atlantik. Pasukannya dilucuti dan Napoleon dikucilkan. Sang Kaisar meninggal dalam kesunyian dan kesendirian.
Dua jenderal besar itu tidak saling bertemu karena hidup dalam masa yang berbeda. Ambisi berkuasa Napoleon yang berkobar-kobar akhirnya memakan korban dengan kehancuran Prancis.
Demikian halnya dengan Hitler. Ambisinya membangun kekuasaan Eropa di atas keunggulan ras bangsa Arya membawa kehancuran Eropa.
Napoleon dianggap sebagai penguasa despotik yang otoriter. Hitler juga dikenal kejam dan otoriter dan dianggap sebagai penjahat perang terbesar di dunia.
Napoleon dan Hitler tidak akan pernah hidup lagi. Namun, legasi mereka, mau tidak mau, telah menjadikan Prancis dan Jerman sebagai kekuatan besar di Eropa.
Kekalahan Jerman dalam pertandingan pembuka di kandang sendiri Stadion Allianz Arena terasa tragis karena satu gol yang tercipta adalah gol bunuh diri pemain belakang Matt Hummels.
Sepanjang pertandingan pemain-pemain belakang Jerman diteror oleh pemain-pemain depan Prancis.
Kecepatan lari Kylian Mbappe menjadi hantu yang mengancam gawang sepanjang permainan.
Kelincahan Antoine Griezman menjadikan pertahanan Jerman selalu tertekan. Kekuatan Karim Benzema terlihat seperti tank yang setiap saat menggebrak dan mendesak.
Pasukan penyerang Prancis tidak berhasil mencetak gol.
Namun, dalam sebuah serangan kilat, pemain sayap Prancis mengoper bola rendah yang melintas cepat di mulut gawang Manuel Neuer.
Matt Hummels yang bertugas menjadi palang pintu terakhir berusaha menghalau bola, tetapi malah melesat keras gawang Neuer yang putus asa.
Dalam strategi perang Jerman punya taktik "blitkrieg" serangan kilat yang sangat efektif memukul pertahanan lawan melalui gerakan dadakan secepat kilat.
Jerman juga punya pasukan darat yang kokoh dengan tank-tank yang tangguh. Karena itu kesebelasan Jerman dijuluki sebagai "Der Panzer" yang kokoh seperti panser Jerman.
Namun, menghadapi Prancis ternyata taktik Jerman tidak berjalan dengan baik. Tank-tank Jerman yang menjadi andalan ternyata sudah makin uzur.
Matt Hummels terlihat kelelahan sepanjang permainan karena usianya yang sudah merambat tua.
Dia selalu kesulitan menghadapi kecepatan Mbappe yang bergerak lincah dan efisien.
Pertempuran di Grup F Euro 2020 ini laksana pertempuran pada masa Perang Eropa di era Napoleon maupun era Perang Dunia Kedua.
Grup ini disebut sebagai Pul Neraka karena ada tiga raksasa besar, Prancis, Jerman, Portugal, dan Hungaria.
Portugal adalah juara Euro edisi sebelumnya. Dalam pertandingan pertama melawan Hungaria di Budapest pasukan Portugal menunjukkan kualitas sebagai juara dengan mental kokoh dan tidak kenal takut.
Di Puskas Arena, Budapest yang penuh sesak oleh suporter tuan rumah, Ronaldo memimpin pasukan seperti conquistador yang menyerbu wilayah baru dan menguasainya dengan gagah perkasa.
Dua gol diciptakan Ronaldo untuk mengantar kemenangan Portugal 3-0. Sebuah sinyal telah dikirim bahwa sang juara bertahan siap untuk membuktikan kualitasnya menjadi juara lagi.
Prancis dan Jerman harus mewaspadai kehadiran conquistador, para penakluk dari Portugal ini, kalau tidak mau dipermalukan seperti Hungaria. (*)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Euro
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi