jpnn.com, JAKARTA - DPP Partai NasDem Bidang Hubungan Imternasional (HI) menggelar Bilateral Digital Conference dengan Partai Buruh Australia (ALP) lewat aplikasi Zoom, Jumat (26/6) kemarin.
Acara bertajuk 'Experience Exchange Fighting Covid-19 Pandemic Between Indonesia and Australia (Tukar Pengalaman Melawan Pandemi Covid-19 Antara Indonesia dan Australia) ini menghadirkan Wakil Ketua MPR RI dari NasDem, Lestari Moerdijat.
BACA JUGA: NasDem: Pemerintah RI Bisa Belajar dari Fujian
Kemudian Ketua Bidang Hubungan Internasional DPP Partai NasDem, Martin Manurung dan Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto.
Sedangkan dari Australia hadir shadow minister untuk kesehatan dan anggota Parlemen Australia untuk Dapil McMahon, Stephen Jones, dan pemimpin oposisi di Senat Australia, Penny Wong.
BACA JUGA: Diskusi Online dengan Garda Pemuda Nasdem, Menpora Bahas Masa Depan Olahraga Indonesia
Hadir pula serta seluruh peserta aktif dari DPP NasDem, Fraksi NasDem DPR RI, dan Fraksi-Fraksi NasDem dari provinsi dan kabupaten/kota yang masuk kategori 'zona merah'.
Lestari mengatakan program pemulihan ekonomi pemerintah Indonesia dalam menanggapi pandemi Covid-19 telah ditingkatkan melalui stimulus ekonomi dan bantuan langsung.
BACA JUGA: Politikus NasDem Soroti Inkonsistensi Pemerintah Dalam Menangani Wabah Covid-19
"Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan memiliki kontribusi 36,82% terhadap PDB," jelas Reri, sapaan akrab Lestari Moerdijat.
Legislator NasDem itu juga memaparkan hasil riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Juni 2020 tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Hasil survei itu menunjukkan 41% responden mengaku menerima bantuan pemerintah, 34% dari total populasi hidup dalam kemiskinan, 41% dari total populasi menerima bantuan langsung selama wabah Covid-19, 16% dari total populasi menerima bantuan tunai langsung dan 12% dari total populasi sangat membutuhkan bantuan langsung pemerintah.
"Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia perlu lebih banyak upaya untuk membantu orang yang membutuhkan dan mengevaluasi kebijakan selama pandemi ini. Pekerja informal diharapkan mendapatkan bantuan pemerintah," tegas Reri.
Sugeng menuturkan pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana mengimplementasikan skenario normal baru, menempatkan studi epidemiologis dan kesiapan pemerintah ke dalam konsekuensi.
"Keputusan Presiden No 7 tanggal 13 Maret 2020 tentang percepatan penanganan Covid-19, dipimpin oleh Dewan Pengarah Satuan Tugas," ujarnya.
Sugeng juga menyebutkan beberapa peraturan tentang kebijakan keuangan negara diadopsi untuk menangani krisis kesehatan. Total anggaran untuk program keuangan ini sekitar Rp405,1 triliun atau sekitar US$24,8 miliar diatur dalam Peraturan Presiden No 54 3 April 2020.
Legislator NasDem itu berharap, Australia bekerja sama dengan Indonesia untuk memerangi penyakit menular yang muncul dan mengurangi malnutrisi pada wanita hamil dan anak-anak.
"Kami berharap Australia mendukung Indonesia membuka koridor pariwisata untuk empat negara yakni China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia," harapnya.
Sementara, Stephen Jones menjelaskan Australia membagi dua sistem dana internal yaitu tingkat nasional dan negara bagian.
"Menurut pengalaman kami, untuk menurunkan kurva adalah dengan sosialisasi protokol Covid-19 seperti pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan lainnya. Kita melihat dampak dari ekonomi dan sosial begitu berlawanan karena ketika PSBB dampak sosial minim tetapi ekonomi bangkrut sehingga ini menjadi dilema," terangnya.
Sedangkan Penny Wong mengatakan pihaknya menyadari kesulitan yang dihadapi Indonesia untuk menghadapi pandemi ini.
"Selama pandemi ini sebaiknya kita tidak saling mengkritik tapi bagaimana kita bisa bekerja sama dengan baik. Indonesia dan Australia bisa terus bekerja sama dalam menangani pandemi ini," tukasnya.
Sebagai penutup, selaku tuan rumah, Martin menyampaikan terima kasihnya atas dialog yang sudah berjalan dengan baik antara NasDem dan ALP.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy