jpnn.com - jpnn.com - Menghadapi pemilihan Gubernur NTT, Partai Gerindra telah menentukan calon gubernur dan wakil gubernurnya. Mereka adalah Esthon Foenay dan Chris Rotok. Sementara itu, Partai Nasdem juga masih menjajaki sejumlah kadernya. Tak hanya itu, Nasdem juga masih melihat potensi kader di luar partai.
Sekretaris DPD Partai Gerindra NTT, Gabriel Beri Bina kepada Timor Express (Jawa Pos Group), Senin (16/1) mengatakan, dengan mengusung kembali Esthon Foenay sebagai calon gubernur NTT bukan berarti Gerindra tak punya kader.
BACA JUGA: Anies Masih Ngotot Ada Prostitusi di Alexis
Menurutnya, selama ini Gerindra secara periodik melakukan pendidikan kader. Oleh karena itu, kader muda Gerindra cukup banyak tersedia. Dan, kader muda terkenal sangat dinamis.
Namun, untuk menjadi gubernur, dinamis saja belum cukup. Tapi perlu kader yang produktif. Menurut Gabriel, banyak kader muda yang dinamis, tapi belum cukup produktif. Ada juga kader yang secara usia sudah tua, tapi masih sangat produktif.
BACA JUGA: Catut Nama LSI Untuk Kepentingan Pilkada
“Saya punya pengalaman menjadi ketua fraksi dan sekarang wakil ketua DPRD saya melihat itu. Jadi bukan soal usia semata, tapi harus produktif,” tegas Gabriel.
Sementara itu, Ketua DPW Partai Nasdem NTT, Irjen (Purn) Jacky Uly mengatakan Nasdem awalnya mengusung kader muda Marthen Luther Dira Tome untuk menjadi calon Gubernur NTT. Namun, belakangan Marthen tersangkut kasus.
BACA JUGA: Sandi Janjikan Rumah Murah Tanpa DP untuk Warga Miskin
Oleh karena itu, kata Jacky Uly, saat ini Nasdem masih menjajaki sejumlah kadernya untuk maju menjadi calon gubernur. “Kita punya kader-kader potensial. Banyak kader, tapi untuk menjadi pemimpin perlu seleksi,” katanya.
Menurutnya, Nasdem juga tidak eksklusif. Nasdem juga ikut memantau kader-kader di luar Nasdem. Jika ada yang berkualitas dan dapat diterima masyarakat, maka bisa didukung Nasdem.
“Kita masih memantau karena ini untuk kepentingan masyarakat NTT ke depan,” kata Jacky.
Ketua DPW PAN NTT, Awang Notoprawiro mengatakan partai yang dipimpinnya telah menyiapkan banyak kader untuk maju dalam Pilgub NTT. Dan semua kader itu tergolong kader muda. Termasuk dirinya juga yang disebut potensial untuk maju.
Kader itu adalah Deno Kamelus (Bupati Manggarai) yang dinilainya sebagai bupati cerdas. Ada juga Bupati Manggarai Barat, Gusti Dulah yang terkenal tenang. Ada Bupati Ngada, Marianus Sae sebagai bupati fenomenal. Juga Wakil Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, Wakil Bupati Alor, Ibrahim Duru.
"Ada juga kader perempuan kita siapkan yaitu Yeni Veronika yang kini anggota DPRD NTT untuk wakil gubernur," terangnya.
Sementara itu, Mantan Direktur Utama Bank NTT, Daniel Tagu Dedo menegaskan niatnya untuk bertarung di pemilihan gubernur NTT tahun 2018 mendatang bukan hanya keinginan dirinya.
Selain terpanggil untuk membangun NTT lebih baik ke depan, Daniel mengaku diminta oleh pihak yang siap mendukung dirinya menuju pertarungan demokrasi lima tahunan tersebut. Meski enggan menyebut siapa aktornya, namun hal ini berkaitan erat dengan kendaraan politik yang akan mengusung dirinya di Pilgub.
Menariknya, Daniel Tagu Dedo sempat membuat heboh saat Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) DPD PDIP NTT di Hotel Sotis Kupang awal Desember 2016. Saat itu, Daniel Tagu Dedo diunggulkan untuk maju dan bertarung di Pilgub dari PDI Perjuangan.
"Saya sudah bertemu sejumlah pimpinan partai di Jakarta. Saya tetap berharap PDIP, Hanura, PKB dan PKPI. Karena kita butuh dukungan besar di DPRD supaya bisa mendukung program-program kita," kata Tagu Dedo di kediamannya, Senin (16/1).
Daniel sudah membangun konsolidasi bersama timnya untuk menyebarluaskan niat baiknya untuk membangun NTT agar lebih sejahtera ke depan. Sejumlah strategi pun sudah dijalankan untuk meyakinkan masyarakat tentang niat tulus dirinya itu. "Karena kita akan ada survei dari PDIP," katanya lagi.
Pria 56 tahun itu menambahkan, saat ini sudah mengerucut empat nama yang akan mendampingi dirinya di Pilgub. Keempat nama tersebut, ada yang berasal dari politisi, bankir dan mantan duta besar. "Intinya calon wakil semuanya dari Flores," tandasnya.
Dia pun menyinggung sejumlah program prioritas yang akan menjadi fokus untuk meningkatkan perekonomian di NTT. Bahkan dia yakin, program-program itu akan membawa ekonomi NTT tumbuh hingga 10 persen.
Misalnya pengembangan potensi kelautan, yakni garam yang menurut dia memiliki produk turunan sebanyak 20. Selain itu juga ada program transformasi ekonomi desa yang menurut dia bisa membawa ekonomi masyarakat bawah naik menjadi lebih baik.
“Jadi ada transformasi ekonomi, pembangunan industri dan pembukaan lapangan kerja puluhan ribu bahkan jutaan, karena akan masuk industr-industri besar," sambung Tagu Dedo.(cel/ito)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Coblosan, Anies-Sandi Fokus Jualan Dua Isu Ini
Redaktur & Reporter : Friederich