jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan bahwa dirinya mengetahui jumlah WNI yang mengadu nasib menjadi TKI ilegal di Malaysia jumlahnya lebih dari satu juta.
Dengan kondisi seperti itu, lanjut Nusron, pemerintah tidak hanya dihadapkan pada masalah hukum dan peraturan perundangan. Tetapi, masalah lain yang tak kalah pelik adalah banyaknya anak-anak TKI Malaysia, khususnya di wilayah Malaysia Timur seperti Sabah.
BACA JUGA: Pengamat: Itu Menjerumuskan Presiden
“Anak-anak TKI punya hak dan kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan di Malaysia,” kata Nusron.
Di situlah, BNP2TKI dengan berbagai upaya akan terus melakukan langkah-langkah agar pendidikan anak-anak TKI di sana juga bisa terus meningkat.
BACA JUGA: Ada Renang Massal 472 Km di Sail Tomini untuk Pecahkan Rekor MURI
Nusron menceritakan, saat ini ada sekitar 15 ribu anak TKI yang juga menyandang status nonprosedural. Mereka sama seperti orang tuanya yang berangkat secara tak resmi. Para majikan mereka pun tak mengurus izin tinggal bagi pekerja.
Menyandang status tak resmi tidak lah mudah. Salah satunya mereka tidak akan mendapatkan fasilitas yang disediakan pemerintah Malaysia, seperti pendidikan.
BACA JUGA: Usul Gaji Presiden Naik, Politikus Hanura: Pantas-pantas Saja
Menurut Nusron, pemerintah sekuat mungkin akan berusaha hadir untuk menyediakan fasilitas pendidikan kepada anak-anak TKI tersebut. "Ada 15 ribu anak-anak TKI tidak resmi yang saat ini sekolah di Center Learning Center (CLC) yang dikelola kawan-kawan di sana," kata dia, Sabtu (19/9).
Permasalahan sekolah ini hampir sama dengan beberapa sekolah yang ada di perbatasan, yakni tak adanya tenaga pengajar yang cukup untuk mengajar.
Nusron mengakui, ada guru yang didatangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke beberapa sekolah di sana.
Hanya saja, guru hanya dikirim ke sekolah yang dikelola Konsulat Jenderal. Sedangkan sekolah yang dikelola pekerja TKI sendiri tak banyak mendapatkan tenaga pengajar.
"Kita minta pemerintah menambah jumlah guru yang dikirim, mengingat terlalu banyaknya anak TKI di sana yang capai 15 ribu, idealnya di sana 30:1 lah," tambah Nusron.
Nusron akan bertemu dengan anak-anak TKI ini di Sabah. Dia akan berkunjung saat lebaran Idul Adha nanti. Dia menyebut, Pemerintah kini sedang membangun semacam boarding school untuk anak-anak TKI di Sabah Malaysia. Sekolah ini masih dalam tahap pembangunan. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus NasDem: Timingnya Tidak Tepat
Redaktur : Tim Redaksi