jpnn.com, MEDAN - Striker naturalisasi Mamadou Diallo kesulitan mendapatkan tempat di skuat PSMS Medan. Dia jarang diturunkan sepanjang kompetisi Liga 2 2019 bergulir. Nasibnya pun semakin tidak jelas di PSMS Medan.
Pelatih Abdul Rahman Gurning menilai pemain yang baru menerima status WNI-nya pada 2019 tersebut kurang berkembang.
BACA JUGA: Gurning Minta Al Hadji Bisa Kontrol Emosi di Lapangan
“Saya lihat kurang berkembang, kita lihatlah akhir putaran I. Karena tergantung manajemen,” ujar Pelatih PSMS, Abdul Rahman Gurning, Selasa (9/7) sore di Stadion Kebun Bunga.
BACA JUGA: Persija vs Persib, The Jakmania Siapkan Koreografi Spesial di Tribun SUGBK
BACA JUGA: Lini Depan PSMS Masih Mandul, Mamadou Diallo Ingin Segera Dimainkan
Bahkan, Gurning menyebut kemungkinan Diallo tak akan dibawa dalam laga away melawan PSCS Cilalap, Sabtu (13/7/2019).
Skuat PSMS sendiri akan berangkat, besok, Kamis (11/7/2019).
BACA JUGA: Punya Modal Bagus, Persiba Bertekad Menang Atas Sulut United
Gurning sudah menetapkan 18 pemain yang akan dibawanya ke Cilacap, Diallo sepertinya tak dibawa. “Karena ini 18 pemain kita kasih ke (manajemen), nama dia enggak ada,” tegasnya.
Lini depan PSMS selama ini memang belum menunjukkan performa terbaiknya. Selain Diallo, striker murni PSMS lainnya adalah Aldino yang juga belum mencetak gol.
Baik Aldino dan Diallo sama-sama dicadangkan hingga pertandingan usai lawan Perserang di Stadion Teladan, Sabtu (6/7/2019).
Bahkan Diallo hanya dua kali dan beberapa menit dimainkan dari empat laga bersama PSMS. Tepatnya masuk pada menit 62, saat PSMS kalah dari Cilegon Unied di Stadion Teladan, Rabu (2/7/2019) dan dimainkan pada menit ke-79 saat PSMS bertandang ke Persibat Batang, 27 Juni lalu.
Gurning mengatakan meski para striker belum onfire, dirinya sudah punya pilihan lain, dengan menempatkan para gelandang serang sebagai ujung tombak.
BACA JUGA: Divonis 3 Tahun Penjara, Bahar bin Smith Pertimbangkan Banding
“Di lini depan selama ini, kartu mati kita hanya Aldino karena dia striker murni. Tapi ternyata Natanael Siringo-ringo dan Ilham Fathoni cukup bagus. Termasuk di latihan lagi, serang-serangan mudah-mudahan lebih bagus,” jelasnya.
Sementara itu, Diallo sebelumnya mengaku senang bergabung di PSMS. “Kendalanya adaptasi masih kurang. Karena saya baru gabung, mungkin kalau sudah lama satu atau dua minggu latihan mungkin adaptasi lebih cepat,” ujarnya saat diwawancarai di Stadion Kebun Bunga, baru-baru ini.
Diallo mengaku terima dengan keputusan pelatih, meski sebagai pemain dia ingin menunjukkan yang terbaik dengan banyaknya jam terbang.
“Buat saya enggak enak. Saya datang buat main, cuma itu tergantung coach. Kalau dia suruh saya main satu atau dua menit, saya main. Bukan saya yang pasang diri di lapangan. Terserah coach. Kalau dia masukkan saya babak awal saya pasti main, kalau disuruh nunggu 10-15 menit ya saya terima,” beber mantan pemain Persela ini.
BACA JUGA: Respons Politikus PDIP Soal Isu Pemulangan Rizieq Shihab Jadi Syarat Rekonsiliasi
Pria yang mendapatkan status warga negara Indonesia (WNI) tahun 2019 ini mengatakan sejatinya adaptasi di Medan bukan masalah. Sebab ibu kota Sumatera Utara ini sudah pernah dikunjunginya 2012 lalu.
“Saya di Indonesia sejak 2011, WNI saya dapat 2019, saya punya istri orang Semarang, sebagai pemain saya sudah pernah ke Medan saat IPL 2012, saya bersama Bontang ke Medan. Enggak ada masalah di Medan, suporternya bagus. Cuma harus cepat adaptasi untuk bantu tim,” bebernya. (nin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bryan Cesar Ramadhan Bertekad Curi Perhatian Pelatih Salahudin
Redaktur & Reporter : Budi