Nasib Pengangkut Sampah, Boro-boro Berharap THR...

Rabu, 15 Juni 2016 – 00:58 WIB
Buruh Sampah PT MIG melakukan unjuk rasa menuntut gaji yang belum dibayarkan bulan April dan melunasi gaji bulan Mei di depan Kantor Walikota Pekanbaru. Riau. Selasa (14/6/2016). Foto: MHD AKHWAN/RIAUPOS

jpnn.com - PURYOTO (40) salah seorang karyawan PT Multi Inti Guna (MIG), Pekanbaru, Riau, mengaku hingga kini belum juga menerima gaji.

Debsy Media Septiani, Pekanbaru

BACA JUGA: Mengenal Puasa Para Leluhur Ternate

"Kerja tak bergaji. Sama saja kami kembali ke zaman penjajahan Belanda. Kami dipaksa kerja dan ditekan dalam bekerja untuk mengakut sampah, hingga tiga bulan kami tak kunjug digaji. Kami seperti kerja rodi,” keluhnya.

Bagaimana tidak, dirinya bersama rekan lainnya harus mengangkut sampah saat semua masih terlelap yakni pukul 03.00 Wib. 

BACA JUGA: Ibu Saeni: Saya Masih Waswas, Mau Pulang Kampung Saja..

Terlebih lagi, dirinya berkutat dengan sampah rumah tangga yang setiap harus diangkut. Namun hingga saat ini sudah memasuki bulan ketiga dirinya belum digaji.

"Padahal pemerintah dan PT MIG telah janji membayarkan gaji kami pada tanggal 10 kemarin. Namun hingga saat ini gaji tak dibayarkan. Apa namanya jika tidak kerja rodi. Kami ditekan tetapi gaji tak kunjung keluar,"sebutnya ditemui Selasa (14/6) disela-sela ikut aksi demonstrasi ke kantor Wali Kota.

BACA JUGA: Kisah Seorang Mualaf, Berawal dari Surat Al Ikhlas

Dia beserta ratusan karyawan PT MIG ini akan terus memperjuangkan haknya hingga seluruh gaji bisa dibayarkan. Sebab kondisi mereka saat ini cukup memperihatikan. 

Apalagi saat kondisi sekarang, pengeluaran banyak hal imi dikarenakan selain akan berlebaran, juga waktunya memasukkan anak-anak sekolah.

"Anak saya dua orang yang melanjutkan sekolah, satu tamat SD satu lagi. Belum tau mau lanjut sekolah apa nggak, bigung saya mikirkanya, tau sendiri mahal. Boro-boro mau menyekolahkan anak, untuk makan dirumah aja susah pak," katanya.

Beban yang semakin berat membuatnya tidak bisa berbuat banyak. Sejak tidak bekerja mengangkut sampah, dirinya mengaku terpaksa mencari sesuap nasi dengan menata taman di perumahan setiap sore hari.

"Sejak dipegang pihak ketiga ini gaji kami tak lancar sampai berbulan-bulan sampah menumpuk berhari-hari. Beda saat dipegang pemerintah. Gaji lancar sampah tak menumpuk. Pak Walikota seharusnya peka dengan ini. Jangan kami seperti kambing hitam dan mempermudahkan masalah sampah ini,"pungkasnya.

Dirinya berharap petugas kebersihan kembali dikelolah pemerintah kecamatan. Sebab jika pengelolahan ini diambil alih lagi, sampah tidak akan menumpuk seperti ini.***

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sempat Putus Sekolah, Muslim Akhirnya Lulus SMP Berkat PKH


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler