jpnn.com - SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak terkejut ketika mengetahui nasib Humaida (45).
Senin (31/10) kemarin, Awang mendapat laporan dari Januar As’ari yang tak lain merupakan anak Humaida.
BACA JUGA: Ingat, Guru PNS Dilarang Menyambi Buka Bimbel
Januar mengadu pada Awang karena sang ibu sudah lima tahun koma di RSUD Paser, Kaltim.
Awang kecewa karena anak buahnya tidak melaporkan nasib Humaida.
BACA JUGA: Beri Waktu Seminggu, PKL di KBS Bakal Dirapikan
Padahal, provinsi itu memiliki rumah sakit ke-14 rujukan nasional, yakni RSUD AW Sjahranie di Samarinda.
Semestinya, ketika poliklinik di Paser dan RSUD Kanujoso Djatiwibowo di Balikpapan "angkat tangan", mereka langsung merujuk ke AWS.
BACA JUGA: Prajurit TNI AL Ikuti Pelatihan Pawang Anjing Pelacak, Nih Fotonya
Bukan malah mengembalikan pasien ke Paser.
"Baik, begini sekarang. Saya yang menjamin masuk ke AWS. Di sana akan ditangani tim dokter secara terpadu. Biar tahu penyakitnya apa. Dalam 15 menit, kamu (Januar, Red) silakan menemui Dirut AWS," ujarnya.
Tidak butuh waktu lama, Faroek kemudian menelepon Dirut RSUD AWS dr Rachim Dinata.
Dia meminta Rachim segera berkoordinasi dengan RSUD di Paser untuk merujuk pengobatan ibu lima anak tersebut ke AWS.
Mengenai biaya pengobatan, kata dia, keluarga Humaidah tak perlu khawatir. Seluruhnya akan ditanggung Pemprov Kaltim.
Humaida diduga jatuh koma setelah menggunakan KB steril.
Menurut Januar, kejadian itu bermula saat ibunya melahirkan di RSUD Paser pada Juni 2011.
Saat itu, tanpa alasan jelas, pihak rumah sakit merujuk ke sebuah klinik.
Ayah Januar pun mengantar. Kemudian, ibunya melahirkan secara normal.
Dua jam setelah Humaida melahirkan, kata Januar, pihak klinik menawarkan KB steril.
Lantaran tidak terlalu paham, ibu Januar mengiyakan. Mengingat sudah memiliki lima anak, Humaidah pun setuju.
Tepat dua jam setelah dilakukan KB steril, ibunya mendadak kritis. Perawat mengambil tindakan seperti melakukan tensi dan tindakan lain.
Sekitar 30 menit kemudian, dokter datang memompa jantung dengan tangan. Saat dicek, nadi Humaidah masih ada sehingga diberikan oksigen bantuan.
Pihak klinik lantas merujuk balik pasien ke RSUD Paser. Selama seminggu dirawat di ICU, dia kemudian dirujuk ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan.
Selama empat bulan dirawat di ICU, pihak rumah sakit mengaku tak mampu menangani masalah kritis tersebut.
"Jadi, pilihannya dibawa ke rumah saja atau ke RSUD Paser lagi," ujar Januar.
Keluarga lantas memilih dirawat kembali ke RSUD Paser hingga saat ini atau sudah lima tahun sepuluh bulan.
Januar menyatakan, ibunya tak hanya mengalami kerusakan syaraf, tetapi juga infeksi paru-paru dan keluar lendir terus-menerus hingga berlubang.
Langkah yang sudah diambil keluarga adalah melaporkan masalah itu kepada organisasi yang menaungi klinik tersebut.
IDI juga sudah disurati dua pekan lalu. "Saya dengar, IDI sudah membentuk tim untuk menangani ini," ujarnya. (hdd/ril/far/k15/c21//jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hayo Ngaku, Siapa Satpol PP Terekam saat Terima Pungli Ini?
Redaktur : Tim Redaksi