Kejutan besar terjadi karena tim underdog berhasil menekuk tim yang dijagokan bakal menjadi juara
BACA JUGA: Menang 1-0 atas Jerman, Spanyol ke Final
Sebaliknya, duel tim selevel ada yang berlanjut sampai babak overtime.Kejutan terbesar kemarin adalah saat Stadium Jakarta mengandaskan Garuda Flexi Bandung dengan skor 72-60
Selain itu, pemain Garuda jauh lebih mentereng dibandingkan Stadium
BACA JUGA: Ito Sumardi: Jerman Libas Spanyol 2-0
Di Garuda bercokol pemain bintang seperti Mario Muysang dan I Made "Lolik" Sudiadnyana.Namun kecepatan pemain Stadium mampu meredam nama besar Garuda
BACA JUGA: Merkel Absen, Zapatero Nonton di Rumah
Yang mengagumkan, Merio sangat jitu dalam melakukan tembakan tiga angkaDari tiga percobaan tembakan, semuanya bisa masuk.Pelatih Stadium Abdurrachman Padang mengatakan kunci kemenangan timnya adalah bermain dengan tenang"Selain itu tim ini punya fighting spirit yang tinggi," katanya seusai pertandingan.
Abdurrachman mengatakan sebelum laga, psikologis pemain memang agak drop karena harus berhadapan dengan GarudaNamun itu semua teratasi dengan start awal laga yang mengagumkan"Jadinya level permainan anak-anak naikKepercayaan diri meningkat," jelasnya.
Di sisi lain, pelatih Garuda Johannis Winar terlihat menyesali kekalahan timnyaMenurut dia Garuda tidak bermain dalam level yang semestinyaPemain banyak sekali membuat kesalahan sendiriApalagi defence tidak rapi.
"Kesalahan ada pada saya yang tidak mempersiapkan tim dengan baikLibur sehari akan kami manfaatkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu," tandasnyaDi pertandingan selanjutnya, Garuda akan menghadapi Citra Satria Jakarta besok.
Pada pertandingan lainnya, lewat pertandingan super dramatis melalui over time, CLS Knights Surabaya berhasil membekuk Pelita Jaya Jakarta yang jauh lebih diunggulkan dengan skor 64-60.
Sejatinya sampai kuarter ketiga, Pelita Jaya selalu unggul atas CLSBahkan jelang pertandingan kurang 1 menit Pelita Jaya maih unggul 51-54Namun tembakan tiga angka Dwi Haryoko memaksa pertandingan melalui over time.
Unggul mental, CLS bermain cepat dan kesetanan untuk memenangi pertandinganDwi Haryoko menjadi bintang CLS dengan 17 poin dan 7 reboundSedangkan di kubu pelita, Ponsianus Nyoman Indrawan memimpin perolehan timnya juga dengan 17 poin dan 7 rebound.
Pelatih CLS, W Amran mengatakan, faktor utama kemenangan timnya adalah anak asuhannya bermain dengan mental baja dan semangat tinggiMemang di kuarter-kuarter awal, Wijaya Saputra dkk bermain terburu-buru dan kurang sabarHal ini yang membuat CLS kerap tertinggal dari Pelita"Namun syukur kita bisa menangIni berkat kerja keras anak-anak," tegasnya.
Di sisi lain pelatih Pelita Jaya Rastafari Harongbala menuturkan pemain CLS bermain dengan semangat dua kali lipatSebab sebelumnya, tim ini dianggap underdog.
"Kami akui permainan kita kurang bagusYang jelas kami sudah evaluasiTerutama soal defencePastinya jalan ke depan lebih terjalTerutama saat melawan SM (Satria Muda, red)," katanya(nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Semifinal seperti Liga Champions
Redaktur : Tim Redaksi