jpnn.com, KARIBIA - Kuba sangat terdampak dengan kebijakan negara-negara barat memutus hubungan dengan Rusia.
Banyak kota-kota di Kuba mengandalkan pendapatan dari pariwisata, di mana mayoritas wisatawan datang dari Rusia.
BACA JUGA: Belarusia Sahabat Rusia, Kok Malah Dibombardir?
Pesawat penuh turis Rusia meninggalkan Kuba pekan ini.
Liburan turis asal Rusia terganggu perang di Ukraina, menandakan hari menyedihkan di kota Varadero.
BACA JUGA: Putin Sewa Tentara Bayaran, Zelensky Khawatirkan Nasib Warga Pro-Rusia
Hal ini juga merupakan tanda jelas konflik akan mengguncang ekonomi rapuh pulau tersebut.
Varadero punya pasir putih membentang ke laut Karibia.
BACA JUGA: Raja Metal Dunia Ungkap Kekhawatiran soal Nasib Ekonomi Rusia, Mengerikan
Keindahan tersebut sudah lama menjadi magnet untuk orang Rusia yang ingin kabur dari dinginnya musim dingin.
Pada 2021, turis Rusia bertambah 40 persen dari total kedatangan di Kuba, berdasarkan angka pemerintah.
Pantai Varadero, yang biasanya diramaikan turis, tiba-tiba sepi, kata Yanet Costafreda
yang menjual pernak-pernik kepada turis di sepanjang jalan penuh pohon palem.
"Rusia adalah pasar utama yang kami miliki dalam dua tahun terakhir," kata Costrafreda dalam wawancara, dikutip dari Reuters, Sabtu (12/3).
"Saya khawatir, kami lihat masa depan ini tidak pasti."
Setidaknya delapan ribu turis Rusia pekan lalu bergegas pulang dari Kuba setelah banyak negara barat menutup akses untuk pesawat Rusia dalam rangka solidaritas untuk Ukraina.
Sebagian besar penerbangan Rusia-Kuba dibatalkan hingga pengumuman lebih lanjut.
Artinya, Kuba harus berjuang untuk mendapatkan target 2,5 juta turis pada 2022, jelas Paolo Spadoni, pakar ekonomi Kuba di Augusta University di Georgia.
Pulau itu berharap ada empat persen pertumbuhan pada 2022, yang didorong sebagian besar lewat pariwisata.
"Kehilangan pasar Rusia pada 2022 akan berdampak signifikan bagi ekonomi Kuba, terutama industri pariwisata Kuba," kata Spadoni.
Rusia diperkirakan menyumbang 20 persen turis asing pada 2022, kata Spadoni, tetapi totalnya akan jauh dari target itu bila konflik dengan Ukraina berlanjut.
Operator wisata lain berharap ada peningkatan pengunjung dari Kanada dan Eropa untuk membantu mengatasi kekurangan tersebut, demikian Reuters dikutip Sabtu.(Antara/Reuters/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang