JAKARTA – Indonesia dan Jepang sepakat melakukan perundingan guna menentukan nasib kelanjutan kerjasama kedua negara di proyek Indonesia Asahan Alumunium (Inalum)Namun, dipastikan proses negoisasi harus ditunda lantaran masih menunggu keputusan presiden tentang negoisator Indonesia
BACA JUGA: Populasi Kerbau Turun 3 Persen
Padahal negosiasi telah diagendakan hari ini (5/11)”Kami menunggu keppres dan membuat time table-nya dulu
BACA JUGA: Penghargaan Dorong Perbaikan Pelayanan
Itu pembicaraan kami dengan Pak Hid (Menteri Perindustrian M.SSementera itu, Hidayat menuturkan, negoisasi tetap akan mengedepankan hubungan antara Indoensia dan Jepang
BACA JUGA: PTBA Target 80 Juta Ton
Meski demikian, dia menegaskan tetap memprioritaskan kepentingan Indonesia dalam negosiasi tersebut”Kami ingin berpihak pada Indonesia tanpa harus gembar-gembor,” katanyaSeperti diberitakan, perusahaan asal Jepang, Nippon Asahan Aluminium (NAA), masih ngotot untuk terus menguasai saham mayoritas PT InalumNAA beranggapan, keputusan pemerintah RI untuk mengambil alih 100 persen saham perusahaan, belumlah final alias masih bisa dinegosiasikan lagiSikap NAA tersebut disampaikan melalui surat resmi yang diterima Ketua Otorita Asahan, Effendi Sirait.
Effendi menjelaskan, setelah dirinya menerima instruksi resmi dari Menteri BUMN Mustafa Abubakar agar kontrak dengan NAA distop pada 31 Oktober 2013, pihaknya langsung mengirim surat ke NAA, dengan isi surat yang sama"Kita sudah surati Inalum, dalam hal ini NAA, bahwa pemerintah minta mengakhiri kontrak saat habis kontrak 2013," ujar Effendi Sirait kepada JPNN, 1 November 2010.
Atas surat itu, pihak NAA memberikan surat balasanIsinya, NAA menganggap bahwa permintaan penghentian kontrak pada 2013 itu barulah sikap pemerintah RI"Menurut dia (NAA), dia punya hak untuk merundingkan lagiItu tafsiran dia," ujar Effendi(lum/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Rate Masih Tertahan di Level 6,5 Persen
Redaktur : Tim Redaksi