Nelayan Binaan Pupuk Kaltim Bakal Penuhi Kebutuhan Ekspor Kerapu

Senin, 01 November 2021 – 16:36 WIB
Koperasi Nelayan Bontang Ekonomi Pariwisata dan Maritim (Kopnel BEM) binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT). Foto dok Pupuk Kaltim

jpnn.com, KALIMANTAN TIMUR - Koperasi Nelayan Bontang Ekonomi Pariwisata dan Maritim (Kopnel BEM) binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT), kembali menunjukkan peningkatan produktivitas hasil perikanan laut melalui program Keramba Jaring Apung (KJA).

Sebanyak 1 ton Kerapu berbagai jenis hasil budidaya Kopnel BEM akan memenuhi permintaan konsumen untuk kebutuhan ekspor dari Indonesia Timur. 

BACA JUGA: Genjot PEN Sektor UMKM & Korporasi, Kemenkeu Yakin Ekonomi Bakal Tumbuh di Kuartal III

Ketua Kopnel BEM Mukhtar mengungkapkan permintaan kerapu datang dari pengusaha asal Berau Kalimantan Timur, melihat tingginya produktivitas budidaya KJA dengan hasil yang bisa bersaing.

Permintaan terdiri dari lima jenis Kerapu, yakni Kerapu Macan, Kerapu Tikus, Kerapu Lumpur, Kerapu Sunu dan Kerapu Cantik.

BACA JUGA: Program Makmur Pupuk Kaltim Tingkatkan Produktivitas Melon & Semangka di Kutai Kartanegara

“Totalnya ada 1.248 ekor Kerapu dengan berat berkisar lebih dari 1 ton,” ujar Mukhtar. 

Selain bobot dan kapasitas yang mampu dipenuhi, Kopnel BEM turut memberi jaminan komoditas dengan kelengkapan Surat Keterangan Asal Ikan (SKAI), serta melalui pemeriksaan komoditi hasil perikanan oleh instansi terkait.

BACA JUGA: Dicibir Ibu Kandung, Celine Evangelista Merespons Begini

Begitu juga untuk kelayakan, dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Ikan dan Mutu Hasil Perikanan Domestik yang dikeluarkan Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu.

“Kami memberikan surat jalan serta pemeriksaan lengkap, sehingga keamanan maupun kesehatan ikan dipastikan terjamin,” tutur Mukhtar. 

Bahkan dalam tiga tahun terakhir, produktivitas Kerapu Kopnel BEM mencapai 36 ton, atau 1-2 ton untuk 1 kali panen.

Pencapaian ini diakui berkat pembinaan dari PKT dengan berbagai pengembangan potensi dan perluasan budidaya, yang kini telah direplikasi ke berbagai wilayah pesisir, seperti Bontang Kuala dan Pulau Gusung.

“Hasilnya juga sangat dirasakan para nelayan, baik tingkat kesejahteraan maupun produktivitas melaut. Sejak Kopnel BEM dibentuk, makin banyak nelayan yang bergabung menjadi binaan PKT,” terang Mukhtar. 

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi optimistis pengembangan program Creating Shared Value (CSV) di sektor budidaya perikanan laut mampu tercapai secara optimal.

Hal ini didasari karena melihat produktivitas Kopnel BEM yang berhasil meningkatkan pemasaran dalam memenuhi permintaan berbagai pihak.

Tercatat, sepanjang 2021 hasil panen kerapu Kopnel BEM mencapai lebih dari 5 ton ditambah 500 kg Lobster siap konsumsi.

Keberhasilan ini adalah bagian dari target pembinaan PKT, dengan memberi nilai tambah bagi nelayan untuk pengembangan usaha dan kapasitas secara berkesinambungan.

Program ini juga merupakan bagian dari komitmen PKT terhadap lingkungan dan ekosistem perairan, melalui peningkatan produktivitas nelayan di tengah potensi perikanan Indonesia yang terbilang besar.

“Semoga panen Kerapu dan Lobster Kopnel BEM terus meningkat ke depannya, termasuk produktivitas dan kesejahteraan nelayan yang jauh lebih signifikan,” harap Rahmad.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler