jpnn.com - JPNN.com – Sejak awal Desember para nelayan di Kota Kupang mengalami krisis. Pasalnya, angin kencang membuat mereka tak bisa melaut.
Bahkan, untuk berlabuh pun mengalami kesulitan. Mereka pun memilih menambatkan perahu mereka di Pelabuhan Perikanan di Tenau.
BACA JUGA: Sakitnya Tuh Di Sini, Suami Direbut Sahabat
David Suta, salah satu nelayan Namosain, kepada Timor Express, Jumat (30/12) mengatakan walaupun angin cukup kencang, mereka terpaksa tetap melaut. Namun hanya menyusuri wilayah pesisir, seperti di Tablolong.
“Kita tetap melaut, tetapi kita keluar tidak terlalu jauh, paling jauh kita hanya keluar mencari (menangkap ikan) sampai di Tablolong saja,” ujar David.
BACA JUGA: Tak Kunjung Belikan HP, Perbuatan Ayah Tiri Terbongkar
Ia mengatakan biasa pada bulan Desember sampai Maret, para nelayan terpaksa memilih berlabuh di Pelabuhan Perikanan. Alasannya, Pantai Namosain tak lagi nyaman karena gelombang terlalu tinggi, sehingga bisa merusak perahu nelayan.
Hal senada juga disampaikan Marten Bara. Ia mengaku di saat musim angin seperti sekarang, mereka tidak bisa mencari ikan terlalu jauh, hanya bisa mencari ikan di sekitar Tablolong, Pulau Kera dan sekitaran Tenau.
BACA JUGA: Gempa 6,6 SR Goyang SBD, Berpotensi Tsunami?
“Ada separuh teman-teman nelayan yang tidak keluar untuk mencari, karena ikan susah untuk didapat,” kata Marten.
Ia mengatakan beberapa nelayan yang memilih tidak melaut sudah menarik perahu mereka ke pantai. Sedangkan yang masih nekat melaut memilih berlabuh di Pelabuhan Perikanan di Tenau.
Terkait penghasilan, Marten mengakui sangat menurun, karena tidak banyak ikan yang ditangkap. Walau begitu, untuk menyambung hidup, mereka nekat melaut.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Musim Liburan, Anggota DPRD Absen Rapat Bamus
Redaktur : Tim Redaksi