jpnn.com - NATUNA - Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) di laut Natuna, menjadi surga bagi negara-negara luar untuk mencari keuntungan. Natuna, tidak hanya kaya akan kandungan minyak dan gas (migas), tapi juga kaya dengan aneka jenis ikan. Hal ini membuat beberapa negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand, kerap mengambil ikan secara illegal.
Mengantisipasi hal itu, TNI AL yang berada digaris terdepan pengamanan di laut terus meningkatkan patroli. Hasilnya, dari Januari 2014 hingga pertengahan September 2014, Lanal Ranai mencatat, telah menangkap sedikitnya 10 kapal nelayan asing asal Vietnam, termasuk kapten dan anak buah kapal (ABK).
BACA JUGA: Delapan Calon Sekda Banten Dikarantina di Bandung
”Itu (10 kapal, red) baru Natuna saja. Belum termasuk yang di Anambas,” kata Danlanal Ranai, kolonel (P) Agus Hariadi dilansir Batam Pos (JPNN Grup) (19/9).
Dikatakan Agus, kapal-kapal nelayan asing yang ditangkap, terbukti melakukan kegiatan mencuri ikan atau ilegal fishing di wilayah perairan Indonesia, tepatnya di laut Natuna.
BACA JUGA: Kapten TNI Dipecat karena Terlibat Narkoba
”Mereka masuk wilayah kita (Indonesia, red) dan tanpa dokumen yang sah. Mereka yang ditangkap saat ini sedang menjalani persidangan,” jelasnya.
Para nelayan asing kata Agus, dalam melakukan aksinya, selalu berpindah titik lokasi yang masuk ke ilegal entry. Sehingga keberadaan nelayan tersebut kerap sulit terlacak. Namun, kata Hariadi, angkatan laut sudah mengerahkan kapal perang dan KRI untuk melakukan operasi rutin.
BACA JUGA: Tusukan Tembus Jantung Bikin Petinggi Kejaksaan Tewas
“Patroli rutin sering kita lakukan, baik oleh KRI maupun kapal perang milik TNI AL. Dalam dua hari sekali, KRI kita berada di batas Perairan Indonesia. Ada juga yang stand by, di Sabang Mawang, dan Pulau Tiga Natuna,” pungkasnya.(cca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begal Bersenpi Takluk setelah Beraksi di 25 TKP
Redaktur : Tim Redaksi