jpnn.com - KEDIRI - Warga Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, dini hari kemarin (25/3) digegerkan dengan adanya kebakaran di rumah Widji. Nenek berusia 105 tahun itu memang memiliki kebiasaan membakar kain perca. Lantaran sudah tua dan pikun, dia diduga lupa mematikan api hingga si jago merah melalap rumah sekaligus merenggut nyawanya.
Widji saat itu tidur di kamar belakang. Sedangkan Hamiad, 55, putrinya, dan dua cucunya yang tinggal bersama dia juga tengah tidur. “Seluruh penghuni rumah tersebut sedang tidur malam itu,” ungkap Kasi Humas Polsek Mojoroto Aiptu Totok Nur Windarto, Selasa (25/3).
BACA JUGA: Pengelola Wisma di Dolly dan Jarak Protes Kenaikan Iuran
Seorang tetangganya, Ilham, dan tiga temannya kebetulan cangkrukan di musala dekat rumah Widji.
Melihat ada kebakaran, Ilham lantas membangunkan tetangga yang lain, Muklas. Ketika itu api sudah berkobar. Hampir seluruh dapur dan tempat tidur Widji dilahap si jago merah.
BACA JUGA: Klaim Kemiskinan dan Pengangguran Jatim Turun
Api cepat merambat karena dapur dan kamar tidur belakang terbuat dari anyaman bambu. Muklas pun langsung membangunkan warga lain. Mereka berusaha memadamkan api. Penghuni rumah ketika itu sudah dievakuasi, kecuali Widji.
Ketika api sudah sedikit padam, beberapa warga berusaha mengeluarkan Widji. Saat dibawa keluar, hampir 80 persen tubuh Widji telah terbakar. Dia langsung dilarikan ke RS Muhammadiyah. Lantaran kondisi luka bakar yang sudah parah, Widji dirujuk ke RSUD Gambiran. Sayangnya, nyawa Widji tidak dapat diselamatkan.
BACA JUGA: Nyepi, Tak Ada Aktifitas Penerbangan di Bali
Ibu empat putra itu meninggal saat mendapat perawatan. Sekitar 30 menit kemudian, api baru bisa dipadamkan. Untungnya, Hamiad dan penghuni rumah lainnya selamat. “Saya kemudian melaporkan kebakaran ini ke Babinkamtipmas Ngampel,” tutur Ilham.
Petugas Polsek Mojoroto kemudian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Mereka melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab kebakaran di rumah Widji.
Berdasar hasil olah TKP, api diduga berasal dari sisa bakaran kain yang kerap dilakukan Widji. Sebab, dengan kondisi yang sudah tua dan pikun, korban ditengarai lupa mematikan api. “Korban memiliki kebiasaan bakar-bakar serpihan kain,” kata Totok. (c2/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Wajib Lindungi Pasar Tradisional
Redaktur : Tim Redaksi