Nenek, Anak, Cucu, Tewas Berpelukan

Kamis, 25 September 2014 – 05:30 WIB

jpnn.com - TAPUT - Jojor boru Gultom (70) bersama putrinya Romauli boru Sitompul (35) dan cucunya Uli boru Sitompul (5) tewas terpanggang, setelah rumah mereka di Desa Lumban Gaol, Sigompulon, Pahae Julu, Taput, musnah terbakar, Selasa (23/9).

Kebakaran yang terjadi sekira pukul 23.30 WIB saat listrik di daerah tersebut padam. Tujuh orang penghuni rumah semi permanen itu lantas menggunakan lilin sebagai penerangan saat tidur.

BACA JUGA: Harga Kambing Kurban Tembus Rp 5 Juta per Ekor

Lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk dan berada di pedalaman mengakibatkan lambannya informasi mengenai kebakaran tersebut.

Belum diketahui pasti penyebab kebakaran, namun dugaan sementara kebakaran terjadi akibat penerangan lilin. Kasus tersebut kini masih dalam penyelidikan kepolisian setempat.

BACA JUGA: Batas Pendaftaran CPNS Keliru, Pelamar Kecewa

Informasi dihimpun, ketiga jasad korban ditemukan dalam posisi telungkup dan membungkuk. Jojor diduga tewas saat berupaya melindungi cucunya Uli dari jilatan api dengan cara memeluknya. Sementara jasad Romauli ditemukan berdekatan dengan ibunya Jojor.

Ketiga korban diduga sulit menyelamatkan diri, selain sudah terdidur pulas, jendela dan pintu kamarnya sudah tertutup. Sementara, keluarga lainnya yang berhasil selamat, yakni Sarbarita Sitompul (35) bersama istrinya Dewi Pandiangan (34) dan dua anaknya masing-masing Elfida Sitompul (2,5) dan Dimas Sitompul (6 bulan).

BACA JUGA: Lepas Sambut Kapolres Sorong Diwarnai Demo Ibu-Ibu Bhayangkari

Kamar tidur mereka yang dekat dengan pintu rumah membuat mereka berhasil menyelamatkan diri.

Sementara itu, salah seorang tetangga korban Alles Sitompul, Rabu (24/9) mengatakan, sekira pukul 23.30 WIB, ia mendengar suara jeritan minta tolong.

“Saya mendengar jerita minta tolong. Saya pun langsung keluar rumah dan mengecek, ternyata rumah tetangga sebelah sudah terbakar. Api pertama kali dilihat dari arah dapur korban. Diduga apinya berasal dari lilin yang saat itu sedang digunakan untuk penerangan karena listrik padam,” ujarnya.

Menurutnya, selain sebagai tempat tinggal, rumah itu juga digunakan sebagai tempat usaha kelontong dan pengecer BBM. Kondisi itu membuat kobaran api cepat melebar dan meludeskan seluruh rumah.

Sitompul mengatakan, saat api mulai melumat bagian bangunan rumah, menantu korban keluar dan meminta bantuan warga sekitar. Saat itu ia berupaya menyelamatkan diri dan membangunkan dua anaknya yang sedang terlelap.

“Kobaran api sangat cepat, hingga akhirnya Jojor bersama puterinya Romauli dan cucunya Uli yang sedang berada di kamar tidak bisa keluar. Mungkin api sudah menyebar ke dalam kamar hingga mereka sulit keluar,” ujarnya.

Selain itu, ketiganya juga tidak sempat diselamatkan karena material bangunan mudah terbakar. Warga sekitar juga berusaha menyelamatkan mereka, tapi pintu tertutup rapat, sementara api cepat merembes.

Dia mengatakan, saat kebakaran terjadi, tidak ada petugas pemadam kebakaran yang datang dari Tarutung.

“Tidak ada mobil pemadam yang datang dari Pemkab Taput hingga api padam. Jadi untuk memadamkan api warga sekitar bergotong royong meyiram api menggunakan air selokan dengan alat seadanya. Usai pemadaman, jasad tiga korban dievakuasi ke RSUD Tarutung,” terangnya.

Sementara itu, untuk memastikan penyebab kebakaran itu, petugas Polsek Pahae Julu masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal itu diungkapkan Kasubag Humas Polres Taput Aiptu W Baringbing.

“Penyebab kebakaran belum diketahui dan masih dalam penyelidikan meminta keterangan dari sejumlah saksi serta mengamankan sebagian bahan bangunan yang hangus terbakar sebagai barang bukti,” ujarnya. (bl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Diminta Ungkap Kelompok Garis Keras di Papua


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler