Neraca Perdagangan Indonesia Defisit Rp 14,6 Triliun

Selasa, 17 Juli 2018 – 11:59 WIB
Ilustrasi rupiah dan dolar. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 1,02 miliar atau sekitar Rp 14,6 triliun pada semester pertama 2018.

Hal itu tidak terlepas dari impor yang cukup tinggi pada Januari-Juni 2018.

BACA JUGA: Delivery Order Online Dongkrak Ekspor dan Impor

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor tercatat USD 89,04 miliar dan ekspor USD 88,02 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, kenaikan ekspor secara year-on-year (yoy) lebih rendah ketimbang impor. Ekspor tumbuh 10,03 persen, sedangkan impor 12,66 persen.

BACA JUGA: Neraca Perdagangan Surplus, Ekspor Bisa Lebih Baik

’’Ini menjadi catatan bahwa impor sangat tinggi. Harus dikurangi, kalau bisa ditahan laju impornya,’’ ujar Suhariyanto, Senin (16/7).

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Bambang Adi Winarso menuturkan, tantangan Indonesia saat ini adalah ekspor.

BACA JUGA: Indonesia Siap Ekspor Hasil Ternak ke Timur Tengah

Bukan hanya ekspor jasa, tetapi juga barang. Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia juga sulit keluar dari tren defisit transaksi berjalan.

’’Kita mengalami trade deficit yang besar sehingga pemerintah perlu antisipasi,’’ kata Adi.

Secara bulanan, neraca perdagangan sebenarnya surplus USD 1,7 miliar. Hal itu dipicu penurunan impor pada Juni.

Yakni, ketika aktivitas dunia usaha tak setinggi bulan-bulan sebelum Ramadan dan Lebaran yang jatuh pada Mei dan Juni.

Bambang melanjutkan, pemerintah masih akan berkoordinasi dengan kementerian terkait upaya penekanan defisit.

Ekonom BCA David Sumual menambahkan, Indonesia harus siap jika AS tidak lagi memberikan fasilitas bebas bea masuk dalam generalized system of preferences (GSP).

Jika akhirnya review yang dilakukan AS memutuskan bahwa Indonesia tak lagi layak mendapat fasilitas tersebut, laju ekspor bisa tertahan meski impor diprediksi menurun. ’

’Karena itu, Indonesia harus siap mencari pasar ekspor baru untuk mengatasi risiko laju ekspor yang tertahan,’’ ucap David. (rin/ken/c18/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Minta Pemerintah Terbuka Terkait Impor Beras


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler