Neraca Perdagangan Surplus, Cari Pasar Ekspor Baru

Selasa, 25 Juni 2019 – 11:55 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2019 mengalami surplus sebesar USD 210 juta.

Kondisi itu lebih baik dibanding neraca dagang April 2019. Saat itu neraca dagang mengalami defisit USD 2,5 miliar.

BACA JUGA: Lewat Pelabuhan Patimban Pemerintah Berharap Bisa Mengefisienkan Biaya Ekspor

"Banyak konsensus yang memperkirakan bahwa neraca perdagangan Mei defisit. Namun, data menunjukkan kami justru surplus," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (24/6).

Meski surplus, ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki. Yaitu, nilai kumulatif ekspor Januari-Mei 2019 yang mencapai USD 68,46 miliar atau turun 8,61 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY).

BACA JUGA: Darmin Tunggu Usulan Formulasi Dasar Penurunan Harga Tiket Pesawat

BACA JUGA: Pertanian Dongkrak Neraca Perdagangan Indonesia

Impor Januari-Mei yang sebesar USD 70,60 miliar juga turun 9,23 persen (YoY). Hal itu mengakibatkan lima bulan pertama 2019 neraca dagang defisit USD 2,14 miliar.

BACA JUGA: Ekspor Tiongkok Melonjak, Pakar: Harapan Palsu

Menurut Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, Indonesia masih punya PR dalam mengendalikan impor dan meningkatkan ekspor.

"Kita masih menghadapi perang dagang yang harus kita pikirkan bersama bagaimana menghadapinya," ucapnya.

Tantangan ke depan, lanjut Kecuk, adalah mencari pasar baru untuk ekspor dan meningkatkan peranan idustri manufaktur berbasis ekspor.

Secara terpisah, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, surplusnya neraca perdagangan dipengaruhi kenaikan di sektor nonmigas.

Meski demikian, Darmin mengakui defisit neraca perdagangan migas masih sangat tinggi.

"Walaupun migasnya masih agak besar defisitnya, te bisa ditutup surplus nonmigas," ujarnya.

Berdasar data BPS, neraca migas masih defisit USD 977,8 juta. Sementara itu, komoditas nonmigas tercatat surplus USD 1,18 miliar.

Surplusnya neraca perdagangan Mei harus disyukuri. Namun, dia mengingatkan, hal tersebut hanya bersifat bulanan sehingga masih harus dijaga.

"Bulan ini (Mei, Red) begitu, bulan depan (Juni) bisa saja impornya naik," imbuhnya.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menuturkan, kinerja positif neraca dagang pada Mei memang di luar dugaan.

Sebab, hal tersebut terjadi pada momen Ramadan serta menjelang Lebaran. Meski begitu, surplus neraca dagang itu patut diapresiasi meski nilainya tipis.

"Namun, dengan surplus neraca dagang pada Mei ini ada harapan defisit pada triwulan kedua dapat sedikit ditekan," tuturnya kemarin.

Dengan meminimalkan defisit neraca dagang pada kuartal kedua, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada periode yang sama diharapkan tidak terlalu lebar.

Akan, pihaknya mengakui surplus neraca dagang tersebut belum bisa dipastikan terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. (rin/far/ken/res/c25/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan: Pemanfaatan Peluang Ekspor Harus Terus Dikejar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler