Neraca Perdagangan Surplus, Tapi Tertekan Peningkatan Impor

Jumat, 16 Juni 2017 – 09:43 WIB
Ilustrasi BPS. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kinerja neraca perdagangan Indonesia hingga Mei lalu masih positif.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif, neraca perdagangan dari periode Januari hingga Mei 2017  surplus USD 5,89 miliar.

BACA JUGA: KPII Pertanyakan Kehalalan Paha Ayam Beku Impor

Surplus tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya USD 3,02 miliar.

Pada Mei ini, neraca dagang juga masih mencatatkan surplus meski tipis, yakni USD 0,47 miliar.

BACA JUGA: Land Swap Belum Jelas, Pengusaha Bersiap Impor

Nilai ekspor mencapai USD 14,29 miliar, sedangkan impor USD 13,82 miliar.

Surplus itu menipis jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya USD 1,3 miliar.

BACA JUGA: Qatar Diboikot, Perdagangan Indonesia Ikut Terdampak

Deputi Bidang Statistik Sosial M. Sairi Hasbullah menyatakan, penurunan nilai surplus pada Mei disebabkan meningkatnya impor Indonesia.

Pada bulan lalu, nilai impor Indonesia mencapai USD 13,82 miliar. 

Jumlah tersebut naik 15,67 persen ketimbang April 2017.

Sairi menjelaskan, peningkatan impor migas dan nonmigas masing-masing USD 173,5 juta atau naik 10,54 persen dan USD 1,6 miliar atau naik 16,49 persen.

’’Malah, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, impor Indonesia pada Mei itu meningkat lumayan tinggi, mencapai 24,03 persen atau peningkatannya USD 2,6 miliar,’’ paparnya.

Secara kumulatif, lanjut Sairi, kinerja impor Indonesia sejak Januari hingga Mei terus meningkat.

Impor terbesar selama periode tersebut berasal dari golongan bahan baku/penolong sebesar USD 47,24 miliar atau naik 17,63 persen jika dibanding dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, impor barang modal juga naik dari USD 8,96 miliar periode Januari–Mei tahun lalu menjadi USD 9,48 miliar tahun ini.

Menurut Sairi, kenaikan kinerja impor itu cukup bagus karena menunjukkan adanya geliat industri pengolahan.

’’Pasokan bahan baku untuk industri kita cukup tinggi. Namun, di lain pihak, kita perlu cermati angka-angka ini karena negara yang menjadi sumber impor kita terbatas dan 25 persen impor dari Tiongkok. Sehingga, kalau ada gejolak di negara asal impor, maka kita akan terpengaruh,’’ katanya.

Sementara itu, kinerja ekspor cukup positif. Sepanjang Januari–Mei, terus ada peningkatan dengan nilai USD 68,26 miliar.

Jumlah tersebut meningkat 19,93 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Begitu juga kinerja ekspor pada Mei ini yang mencapai USD 14,29 miliar atau meningkat 7,62 persen daripada bulan sebelumnya dan meningkat 24,08 persen jika dikomparasikan dengan Mei tahun lalu.

’’Kalau dilihat selama 2017, dari Januari hingga Mei, total ekspor kita selalu di atas tahun 2016 pada periode yang sama. Ini mengindikasikan kinerja ekspor kita konsisten lebih baik dibanding kinerja ekspor kita pada tahun 2016, pada kurun waktu yang sama,’’ imbuhnya. (ken/c19/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Potensi Pencemaran di DKI Bisa Diketahui Lewat Satelit


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler