Muhammad Syarif, pria yang diduga kuat menjadi pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, Kompleks Mapolres Kota Cirebon, Jumat lalu, ternyata meninggalkan istri yang sedang hamil tua.
===========================================
WAJAH ibu muda itu terlihat tanpa polesan make-up.Dia tampak tegar meski suaminya diduga menjadi pelaku bom bunuh diri di masjid Kompleks Mapolres Kota Cirebon pada Jumat laluIbu muda itu adalah Sri Maliha, 26, istri Syarif
BACA JUGA: The Indonesian Keroncong Center dan Ambisi Go International
Ketika Radar Cirebon (JPNN Group) mendatangi rumahnya di kawasan Blok Senin, Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, kemarin (16/4), dia menyambut ramah.’’Suami saya pergi meninggalkan rumah sejak 3 April,’’ kata perempuan kelahiran 29 September 1984 tersebut sambil memegangi perutnya yang sedang hamil sembilan bulan.Kepada sang istri, Syarif berpamitan pergi untuk mencari rezeki tambahan demi mempersiapkan biaya persalinan serta perawatan bayi
Mas Syarif bilang butuh uang banyak untuk kelahiran
BACA JUGA: Kisah Albert Torey, Bupati yang Tertangkap saat Nyabu Bersama Istri Kedua
Dia pamit mau ke Bandung,’’ ungkap putri bungsu pasangan H Syarief (alm) dan Hj Warini, 70, itu Maliha menceritakan, selama menikah dengan Syarif, dirinya tak menaruh curiga apa-apa’’Sejak kami menikah 8 Agustus 2010, suami saya tak pernah absen memberikan nafkah untuk kebutuhan sehari-hari,’’ tuturnya
BACA JUGA: Harap-Harap Cemas Keluarga ABK Sinar Kudus yang Disandera Perompak Somalia
Dia menambahkan, sebelum pamit ke Bandung pada 3 April lalu, Syarif hampir setiap hari pulangKalaupun tidak pulang, itu paling lama hanya dua hariTapi, sejak pamit pada 3 April lalu, hingga kemarin tak ada kabar berita’’Saya hubungi HPnya juga tidak aktif,’’ katanya.Saat pergi pada 3 April lalu, ungkap Maliha, tak biasanya Syarif mengendarai motorSetahu dia, suaminya saat itu tidak memiliki motor dan mengaku SIM-nya sudah lama hilang’’Mas Syarif ngaku sepeda motor Yamaha Mio hitam yang dia pakai itu adalah milik salah seorang temannyaSaya percaya aja dan nggak curigaMalah saya doakan supaya upayanya mencari ceperan berkah,’’ ungkap alumnus STAIN Cirebon 2007 tersebut.
Apakah yakin bahwa foto yang dibeber polisi tentang pelaku bom bunuh diri di Mapolres Cirebon adalah sang suami? Maliha menjawab memang ada kemiripan dari alis dan dahiCiri lain, tutur dia, ibu jari tangan kiri suaminya rusakSebelum menikah, tutur Maliha, jari kiri suaminya itu sudah rusak karena terkena motorTinggi Syarif, ungkap Maliha, sekitar 170 cmSelain itu, Syarif tidak berjenggot.
Soal Syarif yang disebut sebagai pelaku bom bunuh diri, Maliha ragu”Saya sebenarnya masih shock dan tidak percaya bahwa pelaku bom bunuh diri itu suami saya,” ucap dia sambil menahan tangisMaliha menyatakan pernah dipanggil ke Mapolresta Cirebon, tapi tidak ditanya apa-apa karena pertimbangan bahwa dirinya hamil tuaBahkan, sudah ada polisi yang datang ke rumahnya pada malam pengeboman tersebutDia pun diperlihatkan foto pelaku bom bunuh diri yang sudah tewasHanya, dia belum yakin bahwa itu suaminya”Dari alisnya, memang mirip suami.
Tapi, saya masih samar-samar,” ujarnyaMaliha lantas menceritakan awal mula dirinya mengenal Syarif”Kami berkenalan lima bulan sebelum menikah,” papar diaSaat itu Maliha masih menjadi guru TK Al Barokah, CirebonKetika hamil, Maliha memilih tinggal di rumah dan tidak mengajar lagiDia juga menceritakan, sebelum kuliah dirinya bekerja di PT Kahatek Bandung selama dua tahun.
Alumnus SMPN Ciwaringin itu mengakui bahwa suaminya merupakan sosok pendiamSyarif tidak pernah punya masalah dengan orang lain atau menceritakan hal yang aneh-anehMaliha terpukul atas kejadian tersebutBila memang pelaku bom itu suaminya, Maliha hanya bisa pasrah
Dia pun sudah berbicara dengan mertuanya bahwa jasad tersebut tidak akan dimakamkan di Majalengka”Bapak mertua sudah bicara, kalau kasihan dan memang itu suami saya, dimakamkan di Panjalin saja karena saya hamil tua,” ucap dia dengan nada parau(jpnn/c5/c11/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Masjid Muammar Qaddafy di Bogor, ketika Libya Dilanda Perang
Redaktur : Tim Redaksi