jpnn.com, JAKARTA - Memperingati Hari Ibu Nasional yang jatuh pada 22 Desember, Nestle Indonesia kembali menguatkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk seluruh karyawannya, terutama perempuan.
Nestle menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan gender dan percaya bahwa latar belakang gender tidak dapat membatasi seorang individu dalam berkarya dan berkarier, termasuk mendorong karyawan perempuannya untuk berkarya di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Math).
BACA JUGA: Soal Rencana Pemblokiran Pasokan Sawit ke Nestle, Begini Tanggapan Astra Agro
Menurut data UNESCO, selama bertahun-tahun perempuan dan anak perempuan tidak berpartisipasi dalam bidang sains sebanyak rekan laki-laki mereka, terhitung kurang dari 30 persen perempuan menjadi peneliti STEM di dunia.
Di Nestle, perempuan memegang 43,9 persen posisi manajerial perusahaan dan jumlah yang besar pada posisi operasional, dan angka ini terus bertumbuh setiap tahunnya.
BACA JUGA: Ini Strategi PT Nestle Mewujudkan Nol Emisi Karbon di Indonesia
Menyadari kurangnya perwakilan wanita dalam bidang sains, Nestle terus mendukung perempuan untuk membuka potensi mereka dalam bidang STEM, termasuk dalam menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional masing-masing individu.
Presiden Direktur Nestle Indonesia, Ganesan Ampalavanar menyampaikan bagaimana perusahaan mendukung potensi seluruh karyawan tanpa memandang latar belakang gender.
BACA JUGA: Ketua DPD RI Dukung Pembangunan Pabrik Nestle di Batang
“Kami percaya bahwa keberagaman dalam lingkungan kerja akan menciptakan berbagai ide, pandangan, dan inovasi yang bermanfaat untuk banyak pihak. Sains merupakan salah satu bidang yang dapat melahirkan berbagai solusi, dan kami percaya rekan-rekan perempuan di Nestlé Indonesia berperan besar juga di dalamnya," ucap dia dalam keterangan resmi, Jumat.
Nestle Indonesia selalu berupaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah bagi seluruh karyawan kami, termasuk para ibu bekerja yang tersebar di mana-mana, dari Kantor Pusat hingga pabrik-pabrik kami."
Factory Manager Nestle Vietnam, Imelda Mayasari membagikan pengalamannya sebagai insinyur perempuan pertama di Nestle Indonesia yang ditugaskan untuk melakukan misi di Vietnam.
Sebelum sampai di Vietnam, Imelda bekerja selama 18 tahun di pabrik Nestle Kejayan.
“Saya menjalankan tiga peran dalam kehidupan, yaitu sebagai insinyur, ibu, dan istri. Kondisi tersebut menantang, dan mengajarkan saya cara untuk membuat skala prioritas yang tepat," tutur dia.
"Saya sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari perusahaan yang ramah terhadap Ibu bekerja, serta mendukung kami para wanita untuk maju dan membuka potensinya di bidang STEM.”
Selain itu, Imelda turut menyampaikan pandangannya terhadap anggapan bahwa bekerja di bidang teknik atau mesin tidak aman untuk perempuan.
“Secara khusus menurut saya, bekerja di pabrik bukanlah hal yang menakutkan untuk perempuan. Saya melihat bagaimana Nestle Indonesia menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang sudah user-friendly dan ramah untuk perempuan, terutama Ibu bekerja," ucap dia.
Keamanan karyawan dalam bekerja juga menjadi prioritas utama Nestlé.
Dalam mendukung orang tua bekerja, Nestle secara global mengeluarkan kebijakan Global Parental Support Policy yang merupakan kebijakan cuti melahirkan bagi ibu dan ayah.
Selain kebijakan maternity dan paternity leave untuk mendukung ibu bekerja, Nestle Indonesia juga telah menginisiasi berbagai program yang sejalan. (rdo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nestle Ideal Hadir Sebagai Solusi Kebutuhan Zat Gizi pada Anak
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha