jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebut aksi begal menjadi tren di Indonesia terutama di wilayah hukum Polda Metro Jaya sejak lima tahun terakhir.
Bang Neta pun membeber tiga jenis begal yang kerap beraksi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). "Begal sepeda motor, begal payudara, dan begal sepeda," kata Neta, Sabtu (7/11).
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Habib Rizieq Batal Kembali ke Indonesia? Pak Anies Umumkan Kabar Baik
Nah, ketiga begal ini memiliki karakter masing-masing. Dia menjelaskan, untuk begal motor pelakunya cenderung membawa senjata tajam. "Tujuannya mengambil sepeda motor korban," tegasnya.
Begal payudara kerap mengincar wanita menjadi korbannya. "Pelakunya orang iseng," ungkap Neta.
BACA JUGA: Tak Ada Ampun, Tiga Begal Dikirim ke Akhirat
Pelaku begal sepeda, lanjut Neta, umumnya mengambil tas dengan cara menjambret hingga korban tersungkur di jalanan.
"Tren begal sepeda ini baru muncul setelah tren bersepeda berkembang di masyarakat," kata dia.
BACA JUGA: Polisi Bekuk 12 Pelaku Begal Sepeda di Jakarta, 3 Meninggal Dunia
Saat bersepeda, Neta melihat orang-orang cenderung menyelempangkan tasnya ke belakang. Padahal, ini menjadi peluang bagi pelaku kejahatan. Pelaku menggunakan sepeda sepeda motor menjambret tas hingga korban jatuh terpental ke jalanan. Pelaku tidak mempedulikan tempat saat beraksi.
"Semua digasak, di kawasan Ring 1 begal sepeda juga beraksi," ujar Neta.
Melihat makin ganasnya tren begal sepeda ini, Neta berpendapat sudah saatnya para pesepeda lebih waspada. Dia berpesan jangan bersepeda sendirian di kawasan sepi.
Jangan meletakkan tas di belakang tubuh. Menurutnya, antisipasi seperti ini harus lebih dulu dilakukan masyarakat pesepeda. "Supaya mereka tidak menjadi korban kebrutalan pelaku begal sepeda," katanya.
Dengan makin maraknya aksi begal sepeda, Neta menilai polisi perlu memetakan wilayah rawan kejahatan tersebut untuk kemudian menempatkan aparaturnya di titik-titik itu.
Selain itu, lanjut dia, Polri juga perlu mengintensifkan patroli pada momen-momen pesepeda muncul. "Seperti di hari Sabtu dan Minggu," ungkapnya.
Gerak cepat masyarakat dan polisi diperlukan agar para pelaku begal tidak merasa mendapat angin untuk bebas beraksi.
"Sebab aksi begal sepeda ini tidak hanya menguasai harta benda korban tetapi juga membuat korban celaka karena terjatuh dari sepeda," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Jajaran Polda Metro Jaya menangkap dua pelaku begal yang menyebabkan seorang perwira marinir Kolonel (Mar) Pangestu Widiatmoko mengalami luka-luka, saat bersepeda di kawasan Gambir akhir Oktober lalu.
Penangkapan itu didasarkan dari identifikasi rekaman CCTV yang telah didapat polisi. Kedua begal itu berinisial RHS (32) dan RY (39), warga Senen, Jakarta Pusat.
Begitu peristiwa itu terjadi, Polda Metro Jaya langsung melakukan pelacakan, mendapat identitas pelaku dan menangkapnya. Neta pun mengapresiasi Polda Metro Jaya atas penangkapan tersebut.
Dengan ditangkapnya begal di kawasan Ring 1 itu, kata dia, polisi bisa bekerja cepat dalam memburu dan menangkap pelaku di lokasi lain, untuk kemudian mempublikasikannya ke publik. "Tujuannya agar aksi begal sepeda ini bisa diminimalisir," pungkasnya. (boy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Boy