jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kepolisian Neta S Pane mengaitkan kasus Bripka CS yang menembak mati tiga orang di Kafe RM Cengkareng, Jakarta Barat, dengan dugaan penyalahgunaan narkoba oleh Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi bersama sebelas anggota Polsek Astanaanyar, Kota Bandung.
Neta mengatakan, dua kasus itu bukti nyata bahwa tingkat stres aparat kepolisian lebih tinggi dari PNS maupun TNI, terutama yang bertugas di kota-kota besar.
BACA JUGA: Bripka CS Brutal, Bang Azis Mengajukan Permintaan kepada Kapolri dan Panglima TNI
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) ini kemudian menyebut beberapa hal yang kemungkinan menjadi penyebab tingkat stres anggota Polri lumayan tinggi.
Salah satunya, harus bersiaga 24 jam mengantisipasi situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
BACA JUGA: 6 Poin Instruksi Jenderal Listyo Sigit, Ke-3 terkait Nasib Bripka CS
"Terkadang, mereka tak jarang harus mengatasi target dan ambisi atasan yang selalu ingin mendapatkan pencitraan agar kariernya menanjak terus," ucap Neta, Jumat (26/2)
Menghadapi kondisi yang ada, Neta menyebut sistem pendidikan di kepolisian sebenarnya sudah cukup baik.
BACA JUGA: Tidak Menunggu Besok, Gibran Langsung Bergerak, Lihat Penampilannya, Sederhana Sekali
"Saya kira dalam hal ini yang diperlukan adalah kepedulian atasan untuk membimbing dan mengontrol anak buah masing-masing," ucapnya.
Neta optimistis ketika masing-masing pimpinan peduli terhadap anak buah di setiap jajaran, maka apa pun permasalahan yang mengemuka terhadap aparat keamanan, dapat diselesaikan sedini mungkin.
Sehingga permasalahannya tidak menjadi besar dan tidak sampai menimbulkan rasa stres yang berlebihan, yang mungkin dapat membahayakan anggota maupun merugikan masyarakat. (gir/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang